Game Theory pada Tax Amnesty

Mumpung Tax Amnesty sedang hangat akhir2 ini. Aku tertarik membahasnya dengan menggunakan Game Theory yang mana terjadi "prisoner's dilemma" antara pengemplang pajak dan pembuat kebijakan pajak.

Prisoner's dilemma adalah contoh yg sangat populer bagi orang2 yang menggemari Game Theory. Dalam contoh ini dikisahkan ada dua anggota gangster yang ditangkap polisi dan masuk penjara. Keduanya ditempatkan pada sel yang terpisah sehingga tidak bisa berkomunikasi antara yang satu dengan yg lain.

Penyidik kemudian menemui masing2 tahanan ini secara terpisah dan diberikan tawaran untuk mengkhianati kawannya dan memberikan bukti bahwa temannya bersalah.
Pilihan yg dihadapi masing2 tahanan adalah:
- Jika dia berkhianat dan temannya tidak, maka dia akan dibebaskan sementara temannya akan dipenjara 9 tahun
- Jika keduanya sama2 berkhianat, maka keduanya akan dipenjara 6 tahun
- Jika keduanya sama2 tidak berkhianat, maka keduanya akan dipenjara 3 tahun
Masing2 tahanan mengalami dilemma, karena tidak tahu apa yg akan dilakukan oleh temannya. Dan dilema ini yg dikenal dengan sebutan Prisonner's dillema.
------

Lalu bagaimana hubungannya Game Theory di atas dengan Tax Amnesty?
Seperti kita tahu bersama, Tax Amnesty adalah usaha pemerintah untuk menambah pendapatan negara dengan cara mengampuni penjahat (entah koruptor, atau orang2 yg ngemplang pajak) dengan rayuan agar membayar lebih murah. Pemerintah menjanjikan bahwa data tidak akan dibocorkan kepada Polisi sehingga para penjahat ini merasa aman untuk mengikuti program tersebut.

Terjadi Prisoner Dillema ketika seseorang koruptor mengikuti Tax Amnesty karena itu berarti dia mengaku telah berbuat kesalahan. Dan tentu saja akibatnya dia bisa masuk penjara dan bahkan disita harta2nya jika pemerintah berkhianat membocorkan data2 Tax Amnesty pada Polisi.

Pilihan bagi para koruptor itu adalah:
- Jika dia mengikuti TA namun Petugas Pajak berkhianat, maka dia akan masuk penjara dan membayar katakan100%
- Jika dia mengikuti TA dan Petugas pajak kooperatif, maka dia akan bebas dari penjara dan membayar cuma 4%
- Jika dia tak mengikuti TA namun petugas pajak menemukan kesalahannya, maka dia bisa masuk penjara juga dan membayar lebih besar
- Jika dia tak mengikuti TA dan petugas pajak tak menemukan kesalahannya, maka dia tak masuk penjara dan tak harus membayar apa2

Tentu saja kasus Tax Amnesty ini tak semudah contoh standard Prisoner's Dillema sebelumnya karena ada begitu banyak asumsi yg harus diteliti lebih lanjut. Contohnya apakah petugas pajak benar bisa menemukan kesalahannya? Jika bisa dipastikan tidak, maka sang koruptor tentu akan memilih untuk tak melaporkan asetnya dan tak mengikuti Tax Amnesty. Namun bagaimana jika ternyata bisa? Apa yang harus ditanggung oleh sang koruptor? Apakah lebih berat daripada jika dia mengikuti TA atau sama saja?

Prisoner's Dillema ini bisa diselesaikan secara matematis dengan menggunakan Nash Equilibrium yang bisa diterapkan untuk menyelesaikan non-cooperative game seperti ini. Dengan hitung2an tersebut pemerintah bisa menentukan strategi mana yang paling optimal untuk menambah pendapatan negara dengan memanfaatkan potensi para koruptor2 ini.

Yg makin menarik lagi, Game Theory ini adalah salah satu bagian yg dikupas dalam topik-topik Machine Learning, yang mana berbagai hitungan matematis tersebut bisa diselesaikan dengan algoritma2 oleh mesin (komputer).

Ada yg tertarik meneliti ini lebih lanjut? Let me know, siapa tahu kita bisa belajar bersama.

salam,

-bank al-
passionately interested in Machine Learning

Referensi:
1. Nash Equilibrium,
https://en.wikipedia.org/wiki/Nash_equilibrium
2. Prisoner's Dillema,
https://en.wikipedia.org/wiki/Prisoner%27s_dilemma

Comments

Popular posts from this blog

Jurus Mencari Jodoh

Tertipu Hitungan Kartu Belanja Carrefour

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor