Endurance dalam belajar

Kosakata yg tertulis di judul sebetulnya aku comot dari kosakata populer dari teman-teman yang hobby nge-gym. Jika merujuk pada Wikipedia, Endurance adalah:


Endurance (also related to sufferance and resilience) is the ability of an organism to exert itself and remain active for a long period of time, as well as its ability to resist, withstand, recover from, and have immunity to trauma, wounds, or fatigue. It is usually used in aerobic or anaerobic exercise. The definition of 'long' varies according to the type of exertion – minutes for high intensity anaerobic exercise, hours or days for low intensity aerobic exercise. Training for endurance can have a negative impact on the ability to exert strength[1] unless an individual also undertakesresistance training to counteract this effect.

Atau dalam penjelasan gampangnya endurance adalah ketahanan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam jangka waktu yg lama.

Kenapa tiba2 Bang Al ngomongin Endurance dalam belajar? Mungkin buat orang lain endurance adalah faktor yg sudah dipertimbangkan dalam belajar atau melakukan sesuatu. Namun aku pribadi sebelumnya tidak pernah mempertimbangkan Endurance dalam belajar. Fokusku dalam belajar adalah target, namun aku tak terlalu mengatur berapa lama aku harus belajar. Kadang kalau otak sedang encer aku cukup belajar sebentar saja dan target tercapai. Kadang butuh waktu begitu lama, namun tetap aja nggak paham-paham apa yg dipelajari. :)

Sekarang aku baru menemukan presepsi baru bahwa Endurance itu penting. Walau nggak mudeng-mudeng[1], aku harus menyediakan sekian jam dalam sehari untuk belajar. Jika dalam jangka waktu tersebut tidak ada target pemahaman yg tercapai tidak apa-apa. Yg penting adalah otak sudah disuruh belajar sekian jam dalam sehari. Jika ternyata masih belum ada hasilnya, besok diulangi lagi dengan alokasi waktu belajar yg sama. Dan demikian seterusnya sampai suatu saat nani akhirnya paham.

Kenapa aku tiba2 terpikir soal endurance? Tidak lain dan tidak bukan karena aku terinspirasi oleh kegiatan gym tersebut. Dulu sebelum aku gym dengan teratur, aku lari 5 menit aja napas sudah mau putus, mata berkunang2 dan serasa mau sekarat. Sekarang? Aku bisa lari 20 menit non-stop sambil berkhayal yang indah-indah tanpa merasa lelah.

Apakah butuh endurance belajar? Entahlah, ini cuma dugaan saja. Aku pada dasarnya malas belajar. Jika sebuah topik tak menarik untuk dipelajari, aku pasti akan dengan segera ketiduran. Bukan cuma topik yg tak menarik, aku juga sering tertidur jika mempelajari sesuatu tapi tak kunjung paham. Rasa bosan seringkali membuatku tak sanggup menahan kantuk. Dugaanku ini adalah masalah endurance. Karena aku jarang belajar, mata otak cepat merasa lelah jika disuruh mengerjakan sesuatu yg membosankan. Walhasil aku selalu tertidur jika disuruh mempelajari hal yg berat-berat. 

Demikian juga dengan menulis. Dulu aku tak menemukan kesulitan dalam menulis. Namun sekarang setelah jaman FB -yg mana terbiasa menulis hanya singkat-singkat-, aku jadi tak mampu lagi menulis dengan lancar seperti dulu. Apakah ini karena endurance? Bisa jadi demikian.

Oleh karena itu, mulai sekarang aku akan mencoba meningkatkan endurance dalam belajar dan menulis. Mungkin aku harus berkompromi dengan rasa tak puas jika telah menghabiskan waktu sekian lama untuk menulis namun ternyata tulisannya jelek, atau harus rela jika sudah menghabiskan waktu berjam-jam belajar tapi nggak paham apa-apa. Suatu saat nanti barangkali akan ada hasilnya. Minimal meningkatkan endurance dalam belajar.

Hmm, tulisan ini kok jelek ya? Ah biarlah, yg penting peningkatan Endurance dulu deh :P

Keterangan:
[1] Mudeng = Paham (bahasa Jawa)

 

Comments

Popular posts from this blog

Jurus Mencari Jodoh

Tertipu Hitungan Kartu Belanja Carrefour

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor