Ngebor Minyak tidak mengejar Keberuntungan

Tulisan Mas Rovick di sini membuatku agak tergelitik. Walaupun betul bahwa peluang untuk mendapatkan minyak itu adalah 1:10, namun faktor itu saja tidak cukup untuk menganggap keberhasilan mendapatkan sumur minyak itu adalah keberuntungan. Mengapa? Karena faktor biaya dan keuntungan belum dihitung. 

Aku tidak memiliki data yang akurat tentang bisnis minyak ini, tolong dikoreksi jika memang salah. Yang sering aku dengar,  keuntungan yang bisa didapat oleh sebuah perusahaan minyak dari satu sumurnya yang berhasil ditemukan ternyata jauh lebih besar daripada biaya 10 kali ngebor.  Misalkan (ini misalkan lho) biaya ngebor satu sumur cuma 10 rupiah, dan kemudian keuntungan yg bisa didapat oleh satu sumur yang produktif adalah 1000 rupiah, maka perusahaan minyak yang punya uang 100 rupiah akan memilih ngebor minyak. Mengapa? Karena biaya ngebor 10 kali cuma 100 rupiah, sementara jika nasibnya dalam kurva statistik maka dia bisa mendapatkan 1000 rupiah. Perusahaan ini masih untung 900 rupiah.

Apa yang tidak cocok dalam kasus di atas sehingga tidak aku sebut sebagai keberuntungan? Seperti telah ditulis sebelumnya, bahwa syarat agar sebuah peristiwa disebut keberuntungan ada 2, yaitu: harapan dan proses yang tidak terencana/terduga. Dalam kasus di atas, si perusahaan minyak sudah menduga bahwa satu sumur dari 10 kali ngebor akan menjadi sumur yang produktif. Sehingga jika dia mendapatkan satu sumur dari 10 kali ngebor, maka proses tersebut masih proses yang terduga dan direncanakan.

Kejadiannya hanya akan disebut keberuntungan jika kumpeni minyak ini mendapatkan sumur minyak dalam hanya dalam 2 kali (atau kurang dari 10 kali) ngebor. Sebaliknya dia akan merasa apes kalau sudah lebih dari 10 kali ngebor namun ndak dapet sumur minyak juga. Sementara jika dia mendapatkan satu sumur dalam 10 kali ngebor, maka itu adalah sesuatu yang sudah diduga sebelumnya (alias tidak bejo dan tidak apes).

Jadi, ngebor minyak itu tidak selalu mengejar keberuntungan. Ngebor minyak ini dilakukan karena adanya perhitungan untung-rugi jika si perusahaan itu mempunyai biaya untuk melakukan 10 kali pengeboran. Kumpeni minyak itu baru disebut mengejar keberuntungan jika dia nekad ngebor padahal dia cuma punya uang untuk 3 kali (atau di bawah 10) kali gebor.  Dan kumpeni ini memang bejo ketika mendapatkannya.

Bagaimana? Makin jelas tentang apa yg sebetulnya disebut keberuntungan? Kalau masih belum jelas juga, berarti saya masih apes.  :)  

Tulisan terkait:







Comments

  1. Asl...jalan2 abis dari tempat mbak ani..nyasar kesini...salam kenal ya sy BANG AL....ehe....namanya sama mas....nice blog...

    ReplyDelete
  2. Asl.
    bang Al, lam kenal nih dari Blogger Lampung...

    ReplyDelete
  3. Inul pasti sukses untuk setiap ngebor.
    Mungkin konsepnya bisa dipelajari.

    Perusahaan minyak, selain untung dari ngebor,
    juga bisa dapat dari kelangkaan minyak.
    :P

    ReplyDelete
  4. inul aja yang disuruh ngebantuin ngebor

    ReplyDelete
  5. uraian di atas menarik juga, dan memberikan gambaran bagi saya yang saat ini lagi kuliah di teknik.
    aku pikir keberuntungan itu tidak datang secara tiba tiba, mesti ada usaha untuk mendapatkannya

    ReplyDelete
  6. ada begitu banyak ahli di kumpeni yang kerjaannya mengurangi kans yang 1:10, yaitu: memperbesar kans pengeboran mendapat sumur produktif dan memperkecil biaya produksi.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kidal dan Otak

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor

Nenda tidak salah dan Ngadutraffik tidak melanggar TOS