Keberuntungan itu ilmiah

Walaupun justifikasi keberuntungan itu subjektif alias datang dari masing-masing individu dan bukan orang lain, namun bagaimana jika misalnya ada jurus atau strategi yang mengajarkan anda sehingga anda bisa didatangi keberuntungan demi keberuntungan? Apakah anda tidak akan tertarik untuk mempelajari dan menguasainya? Saya pribadi sangat tertarik karena keberuntungan ini bisa membawa kita mendapatkan apa-apa yang kita inginkan walaupun kita tidak tahu bagaimana caranya mendapatkan keinginan tersebut.

Alkhisah ada seorang pesulap terkenal dari Inggris yg bernama Richard Wiseman. Pada suatu acara pentas sulapnya, dia mempertunjukkan sebuah trick yang semestinya amat memukau penonton. Pada pertunjukan itu, Richard meminjam uang kertas 10 pound dari salah seorang pentonton yg kebetulan perempuan. Dia meletakkan uang tersebut pada 1 dari 20 amplop yg identik, dan mengaduk2 amplop tersebut. Kemudian dia meminta si perempuan untuk memilih salah satu dari amplop tersebut. Setelah itu, Richard membakar sisa amplop yg tidak dipilih oleh si perempuan tersebut. Akhirnya Richard membuka amplop yg dipilih tersebut, mengeluarkan uang dari amplop tersebut dan mengucapkan selamat pada si perempuan pemilik duit tadi.


Para penonton tertawa dan memberikan tepuk tangan yg meriah atas pertunjukan yg menarik itu, namun si empunya duit malah tidak tampak terkejut sama sekali dengan pertunjukan itu. Richard agak terkejut akan kejadian yang tidak biasa ini. Biasanya partisipan yg meminjamkan duitnya akan terkejut dan terheran-heran sementara kali ini perempuan ini tampak biasa-biasa saja. Akhirnya Richard bertanya kepada si empunya duit tentang apa yang dirasakan si perempuan. Dengan tenang si perempuan menjawab bahwa ini hal yg biasa terjadi sepanjang hidupnya. Dia selalu berada pada tempat yg tepat, pada saat yg tepat, dan mengalami banyak keberuntungan besar dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Dia memang tak begitu mengerti bagaimana itu terjadi, tapi dia merasa yakin bahwa dirinya selalu beruntung.


Tergugah atas kepercayaan-diri si perempuan tersebut, Richard kemudian bertanya kepada seluruh penonton jika ada yg merasa sangat beruntung seperti wanita tadi, atau ada yg merasa sangat tidak beruntung. Seorang wanita lain yg duduk di bangku paling depan segera mengangkat tangannya dan mengaku bahwa dia selalu beruntung sepanjang hidupnya. Sebaliknya, ada seorang laki2 yg duduk di deretan bangku belakang justru mengaku sangat tidak beruntung. Laki2 tersebut begitu yakin bahwa jika uang-nya yg dipinjam Richard, tentu uangnya sudah terbakar dan tak akan didapatkannya kembali. Laki2 ini merasa ketidakberuntungan selalu datang sepanjang hidupnya.


Kejadian ini sangat menarik bagi Richard Wiseman, yg kemudian mendapatkan gelar doctor-nya pada fakultas psikologi di Univeritas Edinburgh ini. Professor Wiseman bertanya-tanya mengapa ada orang yang merasa sangat beruntung sementara ada juga orang lain merasa sangat tidak beruntung. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengadakan riset mengenai keberuntungan ini, dan salah satu tulisannya bisa dibaca pada buku-nya yg berjudul “The Luck Factor”.


Sang Professor kemudian melakukan survey dengan rentang yg sangat lebar dari beberapa orang – laki2 dan perempuan, tua dan muda. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa 50 % dari partisipan mengaku bahwa mereka mendapatkan keberuntungan dengan konsisten dan selalu beruntung sepanjang hidupnnya. Sementara 14% yang lain berpendapat bahwa mereka selalu ditimpa ketidakberuntungan sepanjang hidupnya, ibarat pepatah terkenal Indonesia yaitu “sudah jatuh, tertimpa tangga”. Sedangkan sisa-nya, 36% mengaku kadang-kadang beruntung dan kadang-kadang tidak beruntung. Dengan kata lain, 64 % dari partisipan mengaku mendapatkan keberuntungan atau ketidak beruntungan secara konsisten. Yg membuat lebih menarik adalah bahwa orang-orang yg beruntung dalam salah satu area kehidupannya ternyata juga beruntung dalam beberapa area lain dalam kehidupannya. Orang yang beruntung dalam pekerjaan ternyata juga beruntung dalam kehidupan rumah tangganya. Sebaliknya orang yang tidak beruntung dalam karir-nya ternyata juga tidak beruntung dalam cerita cinta-nya.


Penelitian ini membuat Richard yakin bahwa keberuntungan ini tentu bukan hanya semata sebuah kebetulan. Sesuatu yang kebetulan tentunya tidak akan terjadi berulang2 dan konsisten. Tentunya ada sesuatu yang menyebabkan seseorang mendapatkan keberutungan secara konsisten sementara yang lainnya justru mendapatkan kesialan secara konsisten.



Apakah itu ? Tunggu serial selanjutnya.

Tulisan terkait:




  1. Meraih cita tanpa peta menuju cita

  2. Apakah keberuntungan itu?

  3. Bagaimana menghentikan Bad Luck?

Comments

  1. Jadi, yg namanya beruntung itu bukan kebetulan?

    ReplyDelete
  2. Yap begitulah, keberuntungan itu ternyata tidak hanya sekedar kebetulan. Ada sesuatu yg menyebabkan seseorang bisa beruntung secara konsisten dan berulang-ulang.

    ReplyDelete
  3. Saya masih berpendapat kalau keberuntungan tidak ilmiah.

    Salam kenal!

    ReplyDelete
  4. menurut saya beruntung itu jika yang eksak dan yang tidak eksak itu bersatu mendukung si empunya tujuan...

    tapi saya tunggu seri berikutnya...dan nggak pakai lama lho hehe.

    ReplyDelete
  5. tapi ya kalau beruntung terus juga, jadinya kurang exciting aja...contohnya, si wanita itu, lempeng-lempeng aja...kan garing juga ya?

    ReplyDelete
  6. namanya keberuntungan.
    Tuhan memberikannya berbeda2 tiap orang, ada yang sering, jarang, malah ngak beruntung sama sekali.
    mungkin saja orang2 yang diteliti orang itu adalah orang2 yang ekstrim ya atau tidak beruntungya.

    ReplyDelete
  7. Saya pernah menulis postingan tentang keberuntungan ini dan memang ilmiah jika kita mau selalu menjadi orang yang berunutng. Silakan berkunjung kesini . Mudah2an anda beruntung ya.

    Saya tambahkan postingan ini di postingan saya ya pak (trackback) agar para pembaca bisa membaca secara lengkap. Thanks.

    ReplyDelete
  8. @Mardies: Jika anda berpendapat demikian, itu pilihan anda. Namun yg jelas topik yg saya tulis ini adalah hasil riset Om Wiseman untuk gelar doktor psikologi-nya yang notabene adalah institusi yang mengacu pada standard ilmiah.

    @aRul: Betul, yg diteliti adalah titik-titik ekstrim-nya, untuk lebih mudah melihat perbedaannya.

    ReplyDelete
  9. Penelitian yg menarik! Aku selalu tau kalo orang beruntung mengalahkan orang yg kuat dan pintar dan kaya dan berpangkat dan tampan dan cantik dan sexy dan pintar (eh udah ya?).

    ReplyDelete
  10. kalau anda bertemu orang jawa, biasanya apapun yang terjadi dengan mereka walaupun hal yang tidak baik mereka akan melihat hal positif, dan bilang: "masih untung..bla .. bla ..bla..

    jadi dalam kasus ini keberuntungan menjadi relatif, apa yang disebut beruntung dan apa yang disebut tidak beruntung..

    karena menurut saya kita masih bisa menulis di blog dan membaca blog ini saja sudah bisa dikategorikan beruntung :)

    sebelum diskusi lebih lanjut, harus ada dasar teori terlebih dahulu (terlepas disepakati atau tidak) apa itu definisi beruntung? apa yang dimaksud beruntung?

    Beruntung bisa jadi hanya sebuah istilah, bisa jadi yang dimaksud adalah harmonisasi dengan lingkungan yang menciptakan suatu bentuk sinergi :)

    ReplyDelete
  11. @weathertop: Betul, itulah sebabnya saya menulis topik sebelumnya bahwa "keberuntungan itu adalah subjektif". Sebetulnya yg membuatnya relatif itu adalah "rasa beruntung".

    Untuk membuatnya obyektif, maka harus ada kesepakatan tentang harapan yg mana yg dicapai seseorang sehingga disepakati sebagai sebuah keberuntungan.

    Definisi keberuntungan sudah saya tuliskan pada tulisan "Apakah keberuntungan itu?".

    ReplyDelete
  12. Memang ada orang yang sial terus, korban kecopetan, penipuan dll...namun ada juga yang selalu beruntung.
    Pengamatan saya,orang yang beruntung adalah yang menjalani hidup tanpa was-was, yakin atas kebaikan Allah swt dan percaya kepada Nya. Dan jika sesekali dia tak beruntung, dia hanya mengatakan, mungkin amalku belum cukup....dan orang-orang seperti ini menikmati kehidupannya...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kidal dan Otak

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor

Nenda tidak salah dan Ngadutraffik tidak melanggar TOS