Ajari aku menulis dong

Beberapa hari pertama masuk kerja memang terasa melelahkan setelah berlibur walau baru satu minggu saja. Lelahnya melewati lalu lintas Jakarta dan persiapan menghadapi tim audit yang akan segera mengunjungi ladang sayur tempat daku berkebun ini membuatku sedikit keteteran karena ternyata ada banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi audit.

Walaupun sibuk, tentu saja falsafah hidup yang sudah sejak lama aku anut tidak aku tinggalkan, yaitu,"Kerja sih boleh sibuk, tapi chatting harus jalan terus." Dan oleh karenanya, sambil membaca policy, memeriksa dokumen-dokumen yang ada, dan memikirkan tempat yg enak untuk tidur siang, aku sempatkan diri menyapa seorang teman yang kebetulan juga anggota multiply dan sudah lama tak berjumpa sambil chit-chat sana-sini

Tiba2, temanku berkata,"Bank, ajarin aku nulis dong.". Sebuah permintaan yg tulus dari seorang teman, namun membuatku sedikit bingung menjawabnya karena seketika itu juga aku baru sadar bahwa aku adalah seorang penulis natural, yang bisa menulis bukan karena pernah belajar jurnalistik, namun hanya learning by doing. Keahlian menulis ini sendiri baru saja aku pelajari beberapa tahun ini sejak aku aktif di dunia Internet pada tahun 90an. Sebelumnya aku tidak begitu suka menulis, dan lebih pintar berpidato dan memberikan presentasi sambil ndobosi orang di depan panggung. Media Internet ini memberikan kesempatan kepadaku mentransformasi keahlian bicara di depan public ini pada bentuk tulisan. Mungkin sebetulnya temanku lebih pas jika bertanya pada Mas Tian yang sudah belajar menulis sejak bayi dan sekarang berprofesi sebagai jurnalis, atau Mas Bambang yg tulisannya tentang makanan pernah dimuat di koran.

Menulis sedikit lebih rumit daripada "public speaking", karena dalam "public speaking" kita memiliki kesempatan untuk bisa mendapat feedback langsung dari audience. Dengan memperhatikan audience, kita bisa mengerti apakah pidato kita cukup menarik, membosankan, atau bahkan menyebalkan sehingga kita bisa melakukan sesuatu perbaikan untuk menarik perhatian audience kembali. Sementara pada media tulisan, hal itu tidak begitu mudah didapatkan. Beruntunglah ada multiply dan berbagai blog lainnya yg memungkinkan audience untuk memberikan feedback atas tulisan kita dengan bentuk reply ataupun comments. Walaupun tentu saja feedback alias umpan balik ini hanya akan didapat setelah tulisan selesai - tidak seperti feedback pidato yang bisa didapat pada saat melakukan pidato - namun fasilitas feedback ini cukup membantu untuk perbaikan pada tulisan-tulisan yang mendatang.

Meskipun sedikit berbeda, namun secara umum beberapa tips dari public speaking di bawah ini berguna juga dalam dunia tulis-menulis, yaitu:

1. Kenali siapa pembaca-nya. Pengetahuan tentang siapa yang akan membaca tulisan kita cukup penting. Dengan modal ini, kita bisa memilih topik apa yg menarik minat pembaca, mengetahui gaya menulis seperti apa yg disukai pembaca, dan bisa memilih kosakata yang dimengerti oleh pembaca.

2. Lakukan Interaksi dengan pembaca. Pada dasarnya manusia senang jika kehadirannya diperhatikan oleh orang lain. Bagian ini mudah dilakukan pada public speaking, namun agak sulit mengadaptasinya pada dunia tulis menulis. Salah satu tips yg bisa dilakukan adalah seperti yg dilakukan oleh Mas TianAri, Dyah, dan beberapa teman lain yang sangat rajin menanggapi setiap reply yg dialamatkan pada postingannya. Hal tersebut membuat pembaca merasa dihargai dan bersedia untuk mampir lagi ke sana.

3. Perbanyak berlatih. Tips ini terdengar kuno, namun hampir selalu berhasil padaku tiap kali aku mempelajari hal baru yang mana aku kesulitan menemukan guru yg bisa mengajariku. Learning by doing ini memang melelahkan pada awalnya dan butuh mental yg cukup untuk menghadapi kegagalan. Kadang tulisan-tulisan pertama kita terasa njelehi dan tampak jelek banget. Namun jangan sedih, dengan menyadari bahwa tulisan kita jelek sebetulnya adalah sebuah awal yg bagus. Kita tinggal menemukan apa yg membuat kita merasa tulisan kita jelek, dan tentu saja untuk tayangan berikutnya bisa membuatnya lebih bagus.

Well, busyet dah, kok simple banget sih tips menulisnya ? Ya memang simple kok, lah wong zaman internet gini anak kecil aja juga sudah bisa menulis kok. Bukankah itu sebuah pertanda bahwa menulis itu memang simple ?

Lantas, bagaimana caranya menemukan topik yg menarik ? Nah untuk yg ini lebih baik aku tulis pada kesempatan berikutnya karena tulisan ini sudah kepanjangan. Jika teman-teman tertarik, silahkan berdo'a agar mood-ku cukup baik sehingga tulisan itu benar-benar akan jadi ditulis.... he he he

Btw, temen2 ada tips yg lain nggak ? bagi2 dong kalau punya ya

Comments

  1. Tambah dengan yang ini:

    www.webersis.com dan ersis.wordpress.com (Menulis Ala Ersis Warmansyah

    Abbas. Buku saya tentang menulis Menulis sangat Mudah (2007), Menulis

    Mari Menulis (2007), dan Menulis dengan gembira. Saya juga membangun

    Komunitas Penulis EWA'MCo. yang dianggotai teman-teman dari penjuru

    tanah air.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jurus Mencari Jodoh

Tertipu Hitungan Kartu Belanja Carrefour

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor