Berkat adanya YM , aku seringkali dicurhati teman-teman perempuan yg kepingin punya pasangan namun kebingungan bagaimana caranya mencari jodoh. Salah satu diantaranya, sebut saja namanya Lady, mengaku bahwa dia tinggal di sebuah daerah yg terpencil sehingga semua laki-laki yang mendapatkannya menjadi minder dan mundur. Banyak laki2 yg dikenalkan pada Lady, namun semua mundur teratur ketika mengetahui Lady ini pintar dan berpendidikan tinggi. Tidak hanya Lady, ternyata Ndek dan teman2nya juga mengalami hal yg serupa sehingga frustasi. Tentu saja ke-frustasi-an ini bukan karena tidak ada laki2 yang mendekati. Banyak laki2 yang mendekatinya, namun sialnya yg datang itu belum ada yg cocok dengan kriteria pria idaman yang dinanti2kan. Kisah Lady ini mengingatkanku tentang masalah yg pernah aku hadapi juga beberapa tahun yang lalu. Aku lihat teman-teman yg kesulitan mencari jodoh ini bukan karena tidak ada laki2 yg tertarik pada mereka. Hanya saja mereka berada dalam kolam yang salah. Ah, j
Aku terkejut ketika melihat besarnya item bunga pada tagihan Kartu Kredit GE (alias kartu belanja Carrefour). Pada bulan sebelumnya, aku memang tidak melunasi tagihan kartu kreditku karena pada saat itu tidak ingat secara pas berapa tagihan yang aku bayar sehingga aku bayar saja Rp 1.100.000. Dan ketika sampai di rumah, aku periksa kembali lembar tagihannya dan merasa tidak perlu melunasi sisanya bulan ini karena total tagihan hanya Rp 1.129.205 sehingga kekurangan pembayaran hanya Rp 29.205. Lantas mengapa aku terkejut ? Karena ternyata bunga yang harus aku bayar Rp. 49.602. Hal ini sungguh diluar perkiraanku karena ketika aku bersedia berlangganan kartu ini dikatakan bunga hanya 3.5 persen. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa kekurangan Rp. 29.205 bisa menyebabkan aku harus membayar bunga 2 kali lipat dari kekurangan tersebut padahal katanya bunga hanya 3.5 persen dan bukan 100 persen. Untuk menjawab pertanyaan ini, aku akhirnya memutuskan untuk mencari kejelasan dari Customer
Pada awalnya saya tidak begitu peduli dengan kontes SEO yg dikenal dengan ngadutrafik 2007 ini. Selain sulit menemukan topik yang menarik untuk keyword tersebut, saya juga tidak hobby menulis sesuatu yang mengada-ada dan tidak menarik minat saya. Mengapa akhirnya hari ini aku menulis juga topik tentang ngadutraffik 2007 ? Tidak lain dan tidak bukan karena pagi ini membaca blog-nya Vavai dan Priyadi dan menyadari bahwa telah terjadi huru-hara akibat ngadutrafik 2007 ini yang membuatku teringat akan perilaku lapor-melapor yang dimiliki sebagian bangsa Indonesia. Jika Priyadi lebih tertarik membahas blackhat atau whitehat SEO, maka saya lebih tertarik pada perilaku Nenda yang melaporkan para blackhat itu ke wordpress. Walaupun ada yang membenarkan sikap Nenda yang dianalogikan sebagai anak baik yang melaporkan anak yang menyontek di kelas, namun saya kebetulan tidak sepaham dengan ini. Alasan pertama adalah karena saya tidak suka melaporkan teman saya yg mencontek, karena itu buka
Comments
Post a Comment