Kemarin saya sempat setuju dengan Priyadi bahwa kesalahan Nenda hanyalah "mengakui sebagai orang yg melaporkan". Namun setelah saya pikir-pikir lagi, itu tidak bisa disebut sebagai kesalahan. Karena tidak ada aturan yg melarang orang untuk menceritakan sesuatu yg benar. Jika Nenda telah melakukan hal yang benar, maka dia juga tidak bersalah menceritakannya pada orang lain. Sama seperti seorang anak baik yang melapor pada bu guru karena dia pikir temannya menyontek. Dia tidak melakukan kesalahan melaporkan temannya karena dia pikir telah melakukan sesuatu yang baik. Dan Ibu Gurulah yg bisa menentukan apakah temannya itu menyontek atau tidak. Lantas, apakah para peserta ngadutraffik melakukan kesalahan ? Ada banyak argumentasi yg mengatakan bahwa para peserta tersebut telah melanggar TOS, namun tidak banyak yg menelaah lagi pasal mana yg telah dilanggar. Saya adalah orang yg penasaran dan tidak mau ikut2an dan oleh karenanya saya baca lagi TOS tersebut. Dan sialnya, saya tid...
Diskusi tentang ngadutrafik 2007 yang baru saja lewat memberikan kesan bahwa salah satu kesalahan peserta lomba adalah tidak membaca TOS. Bencana yang baru saja menimpa sebagian blogger ini bahkan akhirnya membuat beberapa blogger terkesan takut jika tidak membaca TOS, seperti komentar Mbak Lita berikut ini . Dan bahkan ada yang menjadi deg2an karena membaca TOS ternyata tidak semudah membaca komik yang ternyata melibatkan ketelitian dan potensi kesalahan interpretasi. Apakah itu benar ? Saya tidak sependapat dengan hal ini. Bagi saya, TOS ini hanyalah sebuah basa-basi saja. Kita tak perlu membacanya sebelum menekan tombol "approve" karena hal ini hampir tidak ada pengaruhnya bagi kita. Mengapa saya berpendapat seperti ini? Setidaknya ada beberapa alasan yang mendasari kesimpulan saya, yang bisa dilihat pada point-point berikut 1. Adanya " pasal karet " atau "Sapu Jagad" Pasal Karet(istilah Mas Adi) ini adalah sebuah pasal sebuah pasal yang memungkinkan s...
Berkat adanya YM , aku seringkali dicurhati teman-teman perempuan yg kepingin punya pasangan namun kebingungan bagaimana caranya mencari jodoh. Salah satu diantaranya, sebut saja namanya Lady, mengaku bahwa dia tinggal di sebuah daerah yg terpencil sehingga semua laki-laki yang mendapatkannya menjadi minder dan mundur. Banyak laki2 yg dikenalkan pada Lady, namun semua mundur teratur ketika mengetahui Lady ini pintar dan berpendidikan tinggi. Tidak hanya Lady, ternyata Ndek dan teman2nya juga mengalami hal yg serupa sehingga frustasi. Tentu saja ke-frustasi-an ini bukan karena tidak ada laki2 yang mendekati. Banyak laki2 yang mendekatinya, namun sialnya yg datang itu belum ada yg cocok dengan kriteria pria idaman yang dinanti2kan. Kisah Lady ini mengingatkanku tentang masalah yg pernah aku hadapi juga beberapa tahun yang lalu. Aku lihat teman-teman yg kesulitan mencari jodoh ini bukan karena tidak ada laki2 yg tertarik pada mereka. Hanya saja mereka berada dalam kolam yang salah. Ah, j...
Comments
Post a Comment