A Tribute to Mas Rovicky


Mas Rovicky Dwi Putrohari adalah seorang sahabat yang aku kenal di milis UGM-Club dan berlanjut ke Kampung-UGM hampir dua puluh tahun yang lalu.



Saat itu beliau masih menjabat sebagai seorang manajer di salah satu perusahaan minyak di Indonesia.



Selain itu, beliau juga aktif di IAGI, kalau nggak salah pernah jadi ketuanya juga.



 



Mas Vick, demikian aku kadang memanggilnya, adalah seorang yang pintar namun rendah hati.



Prestasi dan kecerdasannya tak membuat Mas Vick sombong dan tetap mau belajar dari siapa saja.



"Kita bisa belajar dari siapa saja, termasuk dari yang lebih muda", ujar Mas Rovicky pada saat itu yang sempat aku tuliskan juga di beberapa postingan di blog-ku (Alinazar, 2006)



 



Keberanian Mas Rovicky untuk mengambil peluang juga salah satu hal yang menginspirasi.



Ketika orang-orang bertahan mati-matian untuk mendapatkan status karyawan permanen, Mas Rovicky malah melepaskan pekerjaan dengan status permanen untuk melanjutkan perjalanan barunya menjadi seorang konsultan di luar negeri (Malaysia dan Brunei). Kepercayan-diri yang dimiliki Mas Rovicky ini juga kelak yang membuatku lebih berani mengambil resiko yang pada akhirnya mengantarkanku pada perjalanan hidupku selanjutnya. (Alinazar, 2006)



 



Dalam berbagai situasi, Mas Rovicky selalu menjaga pikiran positif. Beliau pernah menyarankan agar tidak membaca berita di pagi hari.



Mengapa? Karena berita itu biasanya berisi konten negatif yang bisa merusak mood dan produktifitas kita sepanjang hari.



Jika nasehat ini diadaptasi untuk situasi sekarang, maka kita sebaiknya tidak membuka facebook di pagi hari, apalagi saat-saat menjelang pemilu seperti sekarang ini. (Alinazar, 2006)



 



Tahun 2004, aku sempat mampir ke apartemen Mas Rovicky di Kuala Lumpur.



Tidak hanya itu saja, bahkan beberapa minggu kemudian aku mampir lagi bersama Dinda saat kami masih jadi pengantin baru.



Kami diajak jalan-jalan dan ditraktir oleh Mas Rovicky sampai ke Genting Island segala.



 



Kenanganku bersama Mas Rovicky tak terhitung banyaknya.



Beliau adalah kakak, sahabat dan mentor yang menginspirasi bagiku.



 



Saat Mas Nukman meninggal bulan Januari lalu, aku sebenarnya sudah berniat dalam hati untuk bertemu dengan Mas Rovicky saat liburan nanti.



Sayang takdir berkata lain, pagi ini Mas Rovicky telah pergi meninggalkan kita.



 



Selamat jalan Mas Rovicky, Sang Pak Dhe Dongeng Geologi. Semoga Husnul Khatimah.



 




Dubai, 4 Mar 2019,



 



-bank al-



 



Rujukan:



 



(1) Alinazar, Alfred. 2007. "Goal Setting yang Efektif". Available [online] at https://aalinazar.wordpress.com/2007/10/15/goal-setting-yang-efektif/



(2) Alinazar, Alfred. 2007. "Sang Mentor". Available [online] at https://aalinazar.wordpress.com/2008/07/13/sang-mentor/



(3) Alinazar, Alfred. 2006. "Permanen atau Kontrak". Available [online] at https://aalinazar.wordpress.com/2006/07/18/permanen-atau-kontrak/



(4) Alinazar, Alfred. 2006. "Nikmatnya berita negatif". Available [online] at https://aalinazar.wordpress.com/2006/08/11/nikmatnya-berita-berita-negatif/

Comments

  1. Innalillahi wainnailaihi roji'uun... Indonesia & Kagama kehilangan salah satu putra terbaiknya, banyak tercerahkan oleh dongeng2 Pakde Rovicky, dongeng geologinya membuat geologi menjadi mudah dipahami oleh orang awam, tak terkecuali alumni ekonomi spt saia :)
    Salam mampir di blognya bang Al

    Dari tepian Lautan Hindia

    ReplyDelete
  2. Makasih Mas, udah mampir. Aku sampai terharu nih. Sudah puluhan tahun nggak ada yg ninggalin komen di blog ini. :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jurus Mencari Jodoh

Tertipu Hitungan Kartu Belanja Carrefour

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor