Puasa FB atau menjadi Aktifis?

Aku sebenarnya sedang berniat puasa FB-an. Namun puasa FB ternyata lebih sulit daripada puasa makan di bulan Ramadhan. Selalu saja tak sengaja tangan usil mengetik alamat FB dan terbukalah aplikasi FB tersebut dengan berbagai postingan-postingan yang menggoda.

Godaan hari ini adalah sebuah postingan dari Om Suhartono yang berjudul "Konsisten".
Banker inspiratif ini, menuliskan kebiasaanya menayangkan foto matahari tenggelam ataupun terbit setiap hari sambil menemukan "quote of the day" yang akan disertakannya bersama foto-foto indah tersebut. Kebiasaan yang dibangun secara konsisten ini membuatnya mampu membuat komitment (Suhartono, 2019)

Aku jadi teringat bahwa aku pernah berniat untuk membuat satu tulisan setiap minggu. Namun rupanya niat tersebut tidak menjadi kenyataan karena aku tidak konsissten. Kadang aku membiarkan niat itu bolong-bolong karena aku tak punya ide dan merasa tidak ada ide bagus untuk menelurkan sebuah tulisan. Akhirnya niat tersebut padam, dan aku bahkan sudah tak lagi punya semangat untuk menulis setiap minggu dan program tersebut gagal.

Program baru untuk puasa FB sepertinya juga terancam gagal. Masalahnya sama, karena aku tidak disiplin menahan diri untuk tidak membuka aplikasi FB. Apesnya, selalu saja ada postingan yang menarik untuk dibaca atau dikomentari yang akhirnya membuatku terlupa bahwa aku sedang puasa untuk membuka aplikasi FB.

Masalah kedua sepertinya adalah karena program puasa FB ini barangkali tidak terlalu tepat sasaran. Niat awal untuk puasa FB adalah karena aku menyadari bahwa FB ini bisa membuat distraksi, sehingga hal-hal yang penting dan seharusnya dikerjakan jadi terbengkalai karena terlalu hanyut dalam buayan komen-komen dan postingan-postingan yang membius di FB.

Di sisi lain, menjadi aktifis FB itu sebenarnya ada gunanya juga, yaitu menambah wawasan dan pengetahuan yang kadang datang tak diduga-duga dari teman-teman yang inspiratif dan mempesona. Maka cost-benefit analysis perlu juga diterapkan untuk melihat apakah puasa FB-an ini lebih banyak untungnya atau lebih banyak ruginya.

Selain dua titik ekstrim, antara puasa FB atau menjadi aktivis FB, sebenarnya bisa juga dicari solusi lain yaitu menjadi pengguna FB secara selektif. Fokus pada apa yang berguna saja dan tinggalkan postingan-postingan yang membuang-buang waktu.

Tentu saja pertanyaan berlanjut lagi menjadi,"Apa saja sih yang membuang waktu dan apa yang berguna?"
Pertanyaan itu adalah pertanyaan sulit, yang dari dulu tidak mudah ditemukan jawabannya.  I have a brief idea about it, but I haven't finalized the final form yet.

Pemikiran yang agak mendalam dibutuhkan untuk meneruskan pertanyaan-pertanyaan di atas hingga sampai di ujungnya.
Namun tulisan ini sebaiknya diakhiri di sini dulu dan disambung di lain waktu karena masih ada banyak pekerjaan lain yang menunggu di dalam antrian.

Dubai, 10 Feb 2019,

-bank al-
Referensi:
(1) Suhartono. 2019. "Konsisten". Available at https://www.facebook.com/suhartono.st/posts/10213389211586708 [Accessed 10 Feb 2019]

Comments

Popular posts from this blog

Jurus Mencari Jodoh

Tertipu Hitungan Kartu Belanja Carrefour

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor