Standing Still is equal to death

Kalimat di atas itu diucapkan oleh beberapa inspirator dari Lembah Silikon yang mengajak orang-orang untuk selalu belajar, bergerak dan berkembang karena Dunia ini bertumbuh demikian cepat secara eksponensial.

Menurut pepatah itu, orang yg melakukan itu-itu saja bertahun-tahun, sama saja dengan orang mati.

Nah, aku saat itu sebenarnya sudah hidup enak banget. Tidak pernah pergi ke kantor, main sama anak2 saja di rumah, dan penghasilan cukup lah untuk makan seadanya.
Namun pekerjaan yang aku lakukan memang tak banyak berubah. Maka aku jadi tersindir oleh inspirator itu, dituduh wong matek.

Maka dengan tololnya, aku resign dari pekerjaan yang sudah bagus itu, pindah ke tempat lain yang baru.

Hidup mendadak berubah, yang tadinya tak pernah ngantor, sekarang harus ngantor.
Yang tadinya tak pernah bangun pagi, sekarang harus bangun pagi.
Yg sebelumnya tak perlu nyetir tiap hari, sekarang nyetir ratusan kilo dengan speed 140 km/j tiap hari.
Aku harus pula belajar banyak teknologi baru, yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.
Masih lagi ditambah harus ketemu orang2 tiap hari, padahal khan aku pemalu?

Aku yang tadinya hidup nyantai, sekarang mendadak seperti ngebut di jalur cepat.
I switched to the fast lane. Jadi kepontal-pontal ke sana kemari, tak karuan.

* Moral of the story *
- jangan telan mentah2 ceramah seorang inspirator, coba pikir2 dulu matang2, sudah siap belom hidup kepontal-pontal?

Comments

Popular posts from this blog

Jurus Mencari Jodoh

Tertipu Hitungan Kartu Belanja Carrefour

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor