Circle pada Google+

Beberapa orang yang terbiasa dengan FB mencoba membandingkan Circle pada G+ dengan Group pada FB. Sebagian lagi mencoba membandingkan Circle dengan Friendlist pada FB.  Sebaliknya, saya tak melihat Circle adalah sekedar friendlist pada FB, apalagi diharapkan untuk menggantikan group pada FB. Circle adalah sebuah konsep yang berbeda yg menurutku akan membuat G+ jauh lebih unggul dibandingkan dengan FB.

Apakah konsep Circle pada Google+ itu?

Circle adalah sebuah konsep mengelompokan teman-teman, relasi-relasi, atau saudara-saudara kita dalam kategori tertentu yang memungkinkan kita untuk berinterasi dengan masing-masing kelompok tersebut tanpa tercampuri dengan kelompok lain.

Jika dilihat sekilas saja, circle memang tampak seperti friendlist pada FB. Namun sebagai pengguna FB bertahun-tahun, saya sudah mencoba menggunakan friendlist ini sebisa mungkin dan sampai hari ini buatku friendlist ini masih tak banyak gunanya. Mengapa tidak berguna? Karena friend list pada FB hanya sekedar daftar dan tidak lebih dari itu. Apa yang kita bisa kita lakukan pada daftar tersebut? Ternyata tak banyak yg bisa dilakukan.
Sebaliknya pada konsep Circle, daftar tersebut bukan hanya sekedar daftar. Kita bisa berinteraksi dengan circle atau kelompok tersebut secara terpisah dengan kelompok yg lain.

Lalu, bagaimana implementasinya?

Agar lebih jelas, mari kita lihat implementasi circle pada kasus-kasus berikut ini:

1. Circle memungkinkan kita menyaring stream dari kelompok mana saja yg ingin kita lihat

Pada gambar di samping terlihat bagaimana aku berinteraksi dengan circle yg bernama Dubai. Ketika aku memilih Dubai pada circle yg ada di sebelah kiri (di bawah tulisan stream), maka stream dari teman-teman yang terlihat hanyalah stream-stream dari teman-teman yang ada di dalam circle Dubai saja.

Hal ini berguna untuk menyaring berita-berita dari teman-teman yg sedang ingin kita lihat saja.  Bayangkan jika teman kita ada ratusan (seperti jumlah temanku yg ada di facebook), bagaimana caranya memantau tulisan ratusan teman tersebut jika tidak disaring? Lebih parah lagi jika yang aktif mengupdate status dan berita adalah spammer atau orang-orang lain yg tidak ingin kita baca statusnya. Ini akan membuat update dari teman-teman yg lebih penting malah tenggelam.

Facebook pernah mempunyai fasilitas filtering ini beberapa saat yang lalu. Herannya fitur sebaik ini malah dihapuskan oleh facebook sehingga news feed saya menjadi terlalu ramai dan sulit dipantau lagi.

2. Circle memudahkan kita untuk menulis update pada teman-teman dalam kelompok tertentu saja

Seperti bisa dilihat pada gambar di atas, ketika saya membuka stream Dubai maka secara otomatis setiap update yang saya tulis juga akan dikirim hanya untuk cirle tersebut. Oleh karenanya, jika saya menulis status dalam kondisi tersebut maka hanya teman-teman dalam circle Dubai yang membaca dan teman2 yg di luar itu tidak bisa melihatnya.

Bagaimana hal ini bisa berguna? Saya sering membutuhkan hal ini ketika saya menulis status dalam bahasa Indonesia padahal sebagian teman-teman saya hanya berbahasa Inggris dan tidak mengerti bahasa Indonesia. Jika saya terlalu sering menulis status atau tulisan-tulisan dalam bahasa Indonesia, maka tulisan-tulisan saya tersebut tentu hanya akan menyampah karena mereka tak tahu apa artinya.

Hal ini dimungkinkan juga di facebook dengan mengubah permission setiap kali hendak posting. Tapi mengubah setting itu perlu langkah yang panjang sehingga ketika permission berhasil diubah saya sudah terlanjur malas untuk menulis status. Saya juga pernah mencoba mengubah default permission agar hanya teman2 yg berbahasa Indonesia saja yg membaca status secara default. Hasilnya? Ternyata teman-teman lain malah tidak bisa membaca wall saya sama sekali.

Kasus saya di atas masih kasus yg sepele. Kisah yg sangat dramatis adalah ketika seseorang dipecat dari tempat dia bekerja karena boss-nya membaca statusnya ketika dia sedang curhat di facebook. Hal ini yg membuat sebagian orang menghapus account di FB karena takut keceplosan menulis sesuatu yg membahayakan dirinya.

Di google plus? Kita bisa dapatkan ini dengan mudah

3. Mengetahui kepada siapa saja kita bicara

Pada Facebook, kita tidak bisa mengetahui dengan pasti siapa saja yg bisa melihat tulisan kita ketika kita mengomentari status orang lain. Hal ini bisa berakibat fatal jika ternyata ada orang lain yang membaca tulisan kita padahal kita tak ingin orang tersebut membacanya. Coba saja bayangkan misalnya saya mengomentari status teman saya bahwa dia kemarin bolos ngantor dan pura2 sakit. Namun karena saya tak tahu siapa saja yg bisa membaca status tersebut, ternyata boss-nya membaca status tersebut dan teman saya dalam bahaya.

Atau coba bayangkan jika saya mengomentari status teman dan menyebutkan kasus perselingkuhannya namun ternyata istinya membaca tulisan tersebut. Apa tidak lebih runyam?

Di Google+ resiko seperti ini bisa dikurangi karena kita bisa melihat siapa saja audience-nya.

Pada gambar disamping bisa dilihat salah satu stream teman saya. Dia menulis stream tersebut pada kelompok terbatas - bisa dilihat pada tulisan limited di sana.

Jika di-click di tulisan limited tersebut, maka akan terlihat siapa saja orang-orang yang bisa membaca stream tersebut.  Oleh karenanya, kita bisa memberikan komentar yang lebih pribadi sesuai dengan para pembaca di sana.

Jika yg tertulis di sana bukan limited - melainkan extended circles atau Public,  maka kita perlu berhati-hati karena tulisan tersebut untuk umum.

Menarik bukan? Ya, menurut saya konsep circle ini sangat menarik karena saya bisa mengatur sikap kapan bicara di depan umum, di antara anak-anak, di dalam kelompok ancur, atau di sekeliling kelompok pengajian.

Kesimpulan

  • Friendlist pada FB tidak bisa menggantikan Circle karena Friend List hanyalah sebuah daftar. Kita tak bisa berinteraksi dengan daftar tersebut. Sebaliknya pada konsep Circle, kita bisa berinteraksi dengan kelompok tersebut.

  • Group pada FB juga tak bisa menggantikan Circle, karena kita tak bisa mengatur siapa saja yg berada pada sebuah Group (kecuali kita adalah moderator) sehingga kita harus menganggap group sebagai ruang umum. Circle menyediakan ruangan pribadi yang bisa kita kontrol siapa saja anggotanya.

  • Konsep Circle memungkinkan kita untuk mengelompokan teman-teman kita berdasarkan kategori tertentu dan kemudian berinteraksi dengan kelompok tersebut tanpa tercampur dengan teman-teman lain yang tidak diinginkan. Hal ini memungkinkan kita untuk mengatur sikap - kapan bersikap di tengah pasar, kapan bersikap ruang tamu dan kapan bersikap di ruang tidur.


Bagaimana, apakah anda tertarik untuk mencoba?

Comments

  1. GOOD! Untuk keep privacy, saya lebih prefer G+ kayanya.. Lebih nyaman. Gak perlu buat 2 atau 3 akun lebih yg fungsingya buat ngumbar2 status yg ga penting atau bikin spam ke tmn2 yg ga ngerti.

    Lumayan, teman2 yg dr luar indonesia juga jd ga ke ganggu.. Hihi. Thx nih infonya. Untung dah punya akunnya.. Kyuma313@gmail.com

    ReplyDelete
  2. g+ klo koneksi internet lambat luama bukanya, beda ma fb.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jurus Mencari Jodoh

Tertipu Hitungan Kartu Belanja Carrefour

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor