Kehidupan si beruntung dan si malang
Ngobrolin tentang definsi keberuntungan saja tentu tidak akan mengasyikkan jika tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan keberuntungan itu. Untungnya, ada riset Om Wismawan eh maksudnya Wiseman ini yang mencoba menunjukkan bahwa keberuntungan itu sebetulnya adalah sesuatu yang bisa diusahakan. Wiseman juga mencoba membuktikan hasil penelitiannya tersebut dengan membuat sebuah sekolah yang disebutnya dengan nama "luck school" untuk membuat orang-orang menjadi lebih beruntung.
Riset Om Wiseman dilakukan dengan meneliti titik-titik ekstrim, yaitu orang-orang yang mengaku mengalami keberuntungan terus menerus dari waktu ke waktu dan juga orang-orang yang mengalami kesialan terus-menerus. Orang-orang yg super beruntung dan super sial ini kemudian dianalisa perilakunya sehingga akhirnya Wiseman menemukan bahwa orang-orang yang beruntung ini mempunyai sikap yg berbeda dalam menghadapi hidup dibandingkan dengan orang-orang yg sial.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kehidupan orang-orang super beruntung dan super sial ini berbeda dalam 4 kategori besar berikut:
Wiseman akhirnya menyimpulkan bahwa sikap dan pola pikir orang beruntunglah yg membuat seseorang itu menjadi super beruntung atau super sial. Dengan berbekalkan kesimpulan itu, Wiseman membuat sekolah keberuntungan dan berhasil membuat murid-muridnya itu menjadi lebih sering menemukan keberuntungan.
Dari penelitian ini, saya menduga bahwa kesempatan untuk menjadi beruntung itu sebetulnya banyak sekali. Yg membedakan si beruntung dan si malang sebetulnya hanyalah bahwa si beruntung memperbesar peluang untuk mendapatkan kesempatan itu dan sementara si malang tidak melihat dan menangkap kesempatan-kesempatan yang datang.
Lantas bagaimana caranya si beruntung meningkatkan peluang untuk menemukan keberuntungan itu? Silahkan tunggu lanjutan cerita ini.
Riset Om Wiseman dilakukan dengan meneliti titik-titik ekstrim, yaitu orang-orang yang mengaku mengalami keberuntungan terus menerus dari waktu ke waktu dan juga orang-orang yang mengalami kesialan terus-menerus. Orang-orang yg super beruntung dan super sial ini kemudian dianalisa perilakunya sehingga akhirnya Wiseman menemukan bahwa orang-orang yang beruntung ini mempunyai sikap yg berbeda dalam menghadapi hidup dibandingkan dengan orang-orang yg sial.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kehidupan orang-orang super beruntung dan super sial ini berbeda dalam 4 kategori besar berikut:
- Si beruntung terus menerus menemukan kesempatan untuk beruntung. Mereka seringkali secara tidak sengaja bertemu dengan orang-orang dan peluang-peluang yg bisa menguntungkan baginya. Sementara si malang kebalikannya, mereka seringkali bertemu dengan orang-orang yg merugikan hidupnya.
- Si beruntung bisa mengambil keputusan yang baik tanpa berpikir panjang dan bahkan mereka sendiri tidak tahu mengapa mereka mengambil keputusan itu. Mereka sepertinya tahu kapan mengambil keputusan yg baik dan kepada siapa mereka harus percaya atau tidak percaya. Sementara sebaliknya, si malang justru cenderung mengambil keputusan yg merugikan hidupnya.
- Mimpi, ambisi dan tujuan si beruntung hampir selalu menjadi kenyataan. Sementara si malang mimpinya hanya mimpi tinggal mimpi.
- Si beruntung bisa membalikkan kejadian buruk menjadi sebuah keberuntungan. Sementara si malang hanya bisa menggerutu dan meratap ketika menghadapi sebuah kejadian buruk.
Wiseman akhirnya menyimpulkan bahwa sikap dan pola pikir orang beruntunglah yg membuat seseorang itu menjadi super beruntung atau super sial. Dengan berbekalkan kesimpulan itu, Wiseman membuat sekolah keberuntungan dan berhasil membuat murid-muridnya itu menjadi lebih sering menemukan keberuntungan.
Dari penelitian ini, saya menduga bahwa kesempatan untuk menjadi beruntung itu sebetulnya banyak sekali. Yg membedakan si beruntung dan si malang sebetulnya hanyalah bahwa si beruntung memperbesar peluang untuk mendapatkan kesempatan itu dan sementara si malang tidak melihat dan menangkap kesempatan-kesempatan yang datang.
Lantas bagaimana caranya si beruntung meningkatkan peluang untuk menemukan keberuntungan itu? Silahkan tunggu lanjutan cerita ini.
wah, klop dengan sebuah kutipan entah dari siapa yang saya pernah baca..kira-kira gini. "chance favors those who is ready.."
ReplyDeletebank al, bukune punopo judule nggih?
Noe, judul bukunya "Luck Factor"
ReplyDeleteAss.
ReplyDeletemas tks artikelnya , ini saya kutipkan rumus keberuntungan sejati, :
1. Alif laam miin.
2. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.
4. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
5. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang BERUNTUNG.
ok deh..... yang beruntung yang selalu sadar akan hakikat dirinya adalah makhluk allah..... dan selalu berserah diri kepada-Nya
ReplyDeletekrang mantap karna tdk ada gambar si bruntung dan si tdk bruntung
ReplyDelete