Perbedaan nge-blog di wordpress dan multiply bagiku
Beberapa hari ini aku menyadari bahwa walaupun wordpress dan multiply sama-sama menyediakan fasilitas blog, namun suasana yang aku rasakan sangat berbeda ketika nge-blog di dua tempat ini. Hal ini tentu saja bukan hal yang luar biasa mengingat pepatah lama yg mengatakan,"Lain ladang lain ilalang, beda tempat ngeblog beda suasananya".
Aku bukan seorang yang sangat berminat untuk mengejar trafik, menjadi orang terkenal, apalagi menjadi selebrity blog. Walaupun demikian, aku juga sering memperhatikan statistik blog dengan tujuan mengetahui topik apa yg menarik bagi orang-orang yg bersedia membaca tulisanku. Mubazir khan kalau aku sudah capek2 berbagi dengan menulis kalau ternyata nggak ada yg tertarik membacanya ?
Aku agak terkejut ketika statistik ternyata menunjukkan bahwa tulisan-ku yg paling diminati di wordpress ini adalah tulisan-tulisanku yg kontroversial- yang satunya tentang IPDN dan yg selebihnya tentang ngadutrafik ini. Sangat berbeda dengan tulisanku di-multiply, yg justru sepi tanggapan ketika aku menulis sesuatu yg kontroversial di sana. Tulisan-tulisanku yg diminati di MP adalah tulisan-tulisan yang lebih santai dan tidak kontroversial.
Selain minat pembaca, suasana yg aku rasakan ngeblog di wordpress ini juga berbeda dengan multiply. Di wp ini, suasana panas lebih terasa ketika blog-ku ramai dikunjungi. Padahal di multiply, suasana hangat dan bersahabat lebih mendominasi untuk topik-topik yang disukai pembaca-pembaca di sana.
Apakah yg membuat hal ini terjadi ? Aku menduga karena konsep pengemasan wordpress dan multiply itu berbeda. Di multiply, aku dikondisikan untuk membangun network yang terdiri dari teman, sahabat, saudara ataupun kenalan-kenalan baru yg ingin berteman denganku. Dan penyebaran update tulisan itu tergantung pada kedekatan network kita, maka tulisanku memiliki peluang dibaca oleh orang-orang yang memang sejak awal ingin berteman atau menjalin hubungan baik denganku. Ini mungkin membuat pembaca-pembaca tulisanku di multiply cenderung senang memilih topik-topik yang bersahabat dan menghindari topik-topik yang bersuasana panas.
Di sisi lain, wordpress tidak melakukan hal yg sama. Orang-orang yg berpeluang besar untuk membaca tulisanku tidak saja orang-orang yg dekat denganku, namun orang-orang yang tidak mengenalku sama sekali juga berpeluang besar untuk menemukan tulisanku. Akibatnya tulisan-tulisanku yg kontroversial dengan cepat bisa terbaca oleh orang-orang yg berseberangan pendapat denganku dan dengan yang tersulut akan dengan segera datang membawa "parang".
Sialnya, ternyata dalam komunitas blogger Indonesia tampaknya ada kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Entah apa yg menyatukan mereka sehingga mereka tergabung dalam kelompok, namun komentar-komentar yg masuk ke tulisan-tulisanku yg terbaru menunjukkan ada beberapa orang yg menjadi pemimpin kelompok dan ada beberapa orang yg dengan semangat empat lima mendukung pendapat kelompoknya tanpa argumentasi yang valid. Lagi2 ini membuatku kaget, karena aku tidak tahu aku berada di kelompok mana dan berpotensi untuk "dibantai" oleh semua kelompok. Untunglah aku tidak sesial itu -dibantai oleh semua kelompok. Dan aku masih beruntung karena ada cukup banyak juga blogger-blogger berkepala dingin yang bersedia mampir dan memberi masukan padaku yg masih senang belajar ini.
Oh iya, masih ada satu fenomena lagi yang aku alami akhir-akhir ini yaitu teman-teman yang biasanya memirsa tulisanku di wordpress ini ternyata hampir tidak ada yang tertarik untuk mengomentari topik-topik panas ini. Kemungkinan para pembaca itu juga terbagi antara pembaca yg senang membaca topik panas dan pembaca yg senang membaca topik dingin. :)
Well, that's what I learned today. Pengalaman ini sangat menarik, dan semoga berguna buat saya dalam tulisan-tulisan berikutnya.
PS:
Pengalaman ini mungkin tidak berlaku buat orang lain dan hanya berlaku buatku saja.
Aku bukan seorang yang sangat berminat untuk mengejar trafik, menjadi orang terkenal, apalagi menjadi selebrity blog. Walaupun demikian, aku juga sering memperhatikan statistik blog dengan tujuan mengetahui topik apa yg menarik bagi orang-orang yg bersedia membaca tulisanku. Mubazir khan kalau aku sudah capek2 berbagi dengan menulis kalau ternyata nggak ada yg tertarik membacanya ?
Aku agak terkejut ketika statistik ternyata menunjukkan bahwa tulisan-ku yg paling diminati di wordpress ini adalah tulisan-tulisanku yg kontroversial- yang satunya tentang IPDN dan yg selebihnya tentang ngadutrafik ini. Sangat berbeda dengan tulisanku di-multiply, yg justru sepi tanggapan ketika aku menulis sesuatu yg kontroversial di sana. Tulisan-tulisanku yg diminati di MP adalah tulisan-tulisan yang lebih santai dan tidak kontroversial.
Selain minat pembaca, suasana yg aku rasakan ngeblog di wordpress ini juga berbeda dengan multiply. Di wp ini, suasana panas lebih terasa ketika blog-ku ramai dikunjungi. Padahal di multiply, suasana hangat dan bersahabat lebih mendominasi untuk topik-topik yang disukai pembaca-pembaca di sana.
Apakah yg membuat hal ini terjadi ? Aku menduga karena konsep pengemasan wordpress dan multiply itu berbeda. Di multiply, aku dikondisikan untuk membangun network yang terdiri dari teman, sahabat, saudara ataupun kenalan-kenalan baru yg ingin berteman denganku. Dan penyebaran update tulisan itu tergantung pada kedekatan network kita, maka tulisanku memiliki peluang dibaca oleh orang-orang yang memang sejak awal ingin berteman atau menjalin hubungan baik denganku. Ini mungkin membuat pembaca-pembaca tulisanku di multiply cenderung senang memilih topik-topik yang bersahabat dan menghindari topik-topik yang bersuasana panas.
Di sisi lain, wordpress tidak melakukan hal yg sama. Orang-orang yg berpeluang besar untuk membaca tulisanku tidak saja orang-orang yg dekat denganku, namun orang-orang yang tidak mengenalku sama sekali juga berpeluang besar untuk menemukan tulisanku. Akibatnya tulisan-tulisanku yg kontroversial dengan cepat bisa terbaca oleh orang-orang yg berseberangan pendapat denganku dan dengan yang tersulut akan dengan segera datang membawa "parang".
Sialnya, ternyata dalam komunitas blogger Indonesia tampaknya ada kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Entah apa yg menyatukan mereka sehingga mereka tergabung dalam kelompok, namun komentar-komentar yg masuk ke tulisan-tulisanku yg terbaru menunjukkan ada beberapa orang yg menjadi pemimpin kelompok dan ada beberapa orang yg dengan semangat empat lima mendukung pendapat kelompoknya tanpa argumentasi yang valid. Lagi2 ini membuatku kaget, karena aku tidak tahu aku berada di kelompok mana dan berpotensi untuk "dibantai" oleh semua kelompok. Untunglah aku tidak sesial itu -dibantai oleh semua kelompok. Dan aku masih beruntung karena ada cukup banyak juga blogger-blogger berkepala dingin yang bersedia mampir dan memberi masukan padaku yg masih senang belajar ini.
Oh iya, masih ada satu fenomena lagi yang aku alami akhir-akhir ini yaitu teman-teman yang biasanya memirsa tulisanku di wordpress ini ternyata hampir tidak ada yang tertarik untuk mengomentari topik-topik panas ini. Kemungkinan para pembaca itu juga terbagi antara pembaca yg senang membaca topik panas dan pembaca yg senang membaca topik dingin. :)
Well, that's what I learned today. Pengalaman ini sangat menarik, dan semoga berguna buat saya dalam tulisan-tulisan berikutnya.
PS:
Pengalaman ini mungkin tidak berlaku buat orang lain dan hanya berlaku buatku saja.
karena 'kekeluargaan' di wp.com via blog of the day, statistik dan RSS terintegrasi.. bravo wp.com... :D
ReplyDeletehmmm :-)
ReplyDeletePersonal eksperien yg bgs
cari topik panas lagi mas,biar rame?
ReplyDeletehihihi.... ;-)
Di WP panas karena mataharinya ada 9 dan gak pak AC lagi. Namanya juga WP alias warung panas atau wong panas. Salam eksperimen aja lagi.
ReplyDeleteSaya akhirnya pilih WP karena bisa di download dan install sendiri. Memang lebih mulus dari pada Multiply, dan lebih flexible daripada BlogSpot (IMHO).
ReplyDeleteMengenai komunitas blogger Indonesia, blog bisa memberikan kesempatan untuk beropini dan berdiri tegas atas opini masing2. Dimana2 pasti ada kelompok2 :)
Salam Kenal [TH]
karena bandwith terbatas,
ReplyDeletega memungkinkan bagi gue untuk ngebrowse multiply yang 'berat'
jadi mohon maaf aja, kalo ada yang postingan di multiply biarpun menarik tapi jadi males njenguknya :)
#1: Iya nih, aku harus membangun keluarga juga di wp.com.
ReplyDelete#2: Punya pengalmaan yg bisa dibagi juga ndak ?
#3: Barusan aku coba topik yg mungkin panas, walaupun maksudku juga sekalian pencerahan
#4: Emang yg panas-panas itu menarik mas. Makanya film panas laris. :)
#5: Ini juga salah satu alasan aku pakaia wp. Salam kenal juga ya
#6: Ini juga bener, eMPi lebih boros bw. Tapi komunitasnya suka copy darat dan bikin acara macem2. Kalau WP gimana ? juga suka copy darat ndak ya ?
ini 'cita-cita' saya yang belum kesampean: ngeblog di wordpress di akun hosting sendiri, terus dicrosspost ke multiply & friendster. jadinya teman2 bisa langsung baca tanpa perlu subscribe RSS. selain itu gak perlu panik kalo tiba2 multiply/friendster ngeblok akunnya hehehe.
ReplyDeleteudah baca ToS-nya multiply belum? :)
#8: seperti biasa mas Pri, aku nggak pernah baca TOS, dan hanya bermodalkan kesiapan mental. :)
ReplyDeleteDulu pernah "kehilangan akses" ke multiply karena bluecoat mengkategorikan web tersebut sebagai situs porno. :D
Oh iya, kayaknya nggak terlalu sulit tuh merealisasikan cita2nya Mas Pri. Multiply khan punya fasilitas untuk posting blog via e-mail. Jadi tinggal sedikit coding aja agar entry yg di post di wordpress di akun sendiri dan langsung di post ke Multiply.
Kendalanya mungkin kendala waktu ya Mas Pri, nunggu semangat dan sempet. :)
lah emang itulah blog untuk social networking macam friendster (alih-alih siapapun yang ngaku anti fs pada prinsipnya serupa tak sama dengan mp)
ReplyDeleteFS memang sekarang makin mirip dengan MP. Dulu banget sih nggak, FS itu nggak ada blog-nya.
ReplyDeleteAku dah lama punya account di FS tapi jarang ditengok. Kalau di eMPi lebih sering ditengok karena ke situ bukan cuma nengok temen, tapi juga bisa lihat opini temen2 di sana.
Sudah coba Mp,Wp dan blogspot, buat saya yg masih pemula , wp lebih simple dan mudah. Mp...eksklusif.
ReplyDeleteJust my opinion....
btw...template kita samaan lho..he..he
Kadar intelektualitas komunitas pengguna wordpress lebih tinggi & lebih baik daripada para pemakai multiply? Ah, masa iya hingga sedrastis itu. Mungkin elo aja yang belum berhubungan dengan orang2 yg tepat di multiply, atau mungkin para pengunjung blog elo di wordpress yang kebetulan bersemangat tinggi. Who knows? Apa landasan empirisnya?
ReplyDeleteTapi ya, disclaimer elo di bagian bawah artikel di atas menutup celah komentar gue, hehehe..
Assume nothing,
ReplyDeletequestion everything.
#13: hebat juga cara pengambilan kesimpulannya sehingga bisa menemukan kata intelektualitas dari tulisan di atas. Aku aja nyari2 nggak ketemu lho. :)
ReplyDeleteJelas kita tidak perlu menghabiskan segentong makanan untuk menyatakan bahwa makanan itu enak, atau bahkan menenggak sejuta liter anggur untuk mewartakan pada dunia bahwa anggur itu memabukkan.
ReplyDeleteIntellectuality, as it is. No?
:p
aku tertarik membaca ini karena ada sesuatu yang tidak aku mengerti dari multiply yaitu mengapa komen pada multiply hanya bisa diisi anggota multiply saja?
ReplyDelete#17: Mungkin karena konsep dasar pembuatannya yg berbeda.
ReplyDeleteMultiply dibangun untuk membangun menjalin relasi antar teman, saudara dan orang2 yg dikenalnya.
Sementara wordpress adalah blog yang dirancang sebagai sarana untuk menulis, dan tulisan itu ditujukan untuk siapa saja.
Ketika MP menyediakan servis blog, maka servis itu ditujukan sebagai sarana komunikasi antara seseorang dengan orang-orang yg dikenalnya. Oleh karenanya, anonymous memang tidak semestinya berkomentar di situ.
Sementara wordpress (dan servis blog lainnya)tidak dirancang untuk membangun networking atau komunitas. Walaupun pada perkembangannya ternyata orang membangun networking juga, itu adalah efek samping. Pada perkembangannya, blog servis (seperti wordpress dan lain2nya) juga memungkinkan pemilik blog untuk membatasi komentar sehingga anonymous tidak bisa berkomentar.
Bang Al,
ReplyDeleteAku agak terkejut ketika statistik ternyata menunjukkan bahwa tulisan-ku yg paling diminati di wordpress ini adalah tulisan-tulisanku yg kontroversial- yang satunya tentang IPDN dan yg selebihnya tentang ngadutrafik ini. Sangat berbeda dengan tulisanku di-multiply, yg justru sepi tanggapan ketika aku menulis sesuatu yg kontroversial di sana.
Pertanyaan: Statistik yang dimaksud pada kalimat di atas itu untuk statistik dalam bentuk hit atau dalam bentuk jumlah tanggapan? kalau dari kalimat selanjutnya aku asumsikan dari jumlah tanggapan. Mungkin di WP lebih banyak tanggapan karena mudah untuk menanggapi? sementara di Multiply relatif dipersulit dengan harus log-in dulu.
anyway, aku sepakat bahwa multiply lebih cenderung pada arah networking sementara WP cenderung pure blogging .. *bah, bahasanya ketinggian pun...
bagi yg punya motor kali2 aja ada yg mo mampir ke kafemotor ato indobiker...,smuanya pake wp tuh, seru abiis..
ReplyDeleteWah! topik yang menarik!
ReplyDelete.Salam kenal ya.
Aku punya blog di MP and FS. MP buat foto, FS buat tulisan. Pengalamanku sih di FS atau MP sepi2 aja, heheh, klo dari HIT lumayan, tapi jarang yang kasih komentar.
Pengen juga nih bikin di WP, tapi resource waktu+tenaga terbatas, ada ga cara nge-export langsung dari MP atau FS?.
Baydeway, kalau mau bikin guestbook untuk 'umum' buat FS/MP, cobain Shout Box dari www.oggix.com.
-thanks-
salammmmm persaudaraan semuanya...........
ReplyDeletePindah ke wordpress ahh...
ReplyDeleteKayaknya aku jg mau ngaktifin WOrdpress ku nih
ReplyDeleteSalam kenal.
ReplyDeletekyknya wordpress bagus nih..coba ah...
ReplyDeletesalam dari pengguna wp yang pindah ke MP :P
ReplyDelete