Tidak Comfort di Comfort Zone
Berkali-kali aku mendengar dan membaca istilah comfort zone dalam berbagai wacana menganai pengembangan karir. Hampir semua narasumber atau tukang ndobos menyarankan agar supaya kita tidak terjebak dalam confort zone yg konon katanya bisa membuai, membius dan membunuh.
Konon yg disebut Comfort Zone alias Zona Nyaman ini adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa aman dan nyaman dengan keadaan yg dimilikinya saat ini sehingga tidak ingin dan takut untuk berubah.
Contoh kasus orang yang berada dalam Zona Nyaman adalah orang yang sudah mempunyai posisi bagus di tempat kerjanya, gaji besar, asuransi kesehatan ditanggung penuh, bonus besar dan lain sebagainya. Dalam keadaan seperti ini, orang ini berhenti untuk bermimpi dan berharap sesuatu yg lain dan bahkan takut kehilangan apa yg didapatnya.
Aku mencoba bertanya pada diri sendiri, apa iya begitu ? Entahlah, barangkali aku memang kurang menyimak sewaktu orang bicara soal Zona Nyaman. Aku pribadi saat ini berada pada situasi yang menurut orang-orang adalah zona nyaman. Anehnya, aku justru tidak merasa nyaman dengan keadaan seperti sekarang ini. Aku merasa tidak nyaman karena tidak lagi banyak belajar. Aku merasa tidak nyaman karena tidak lagi terus berkembang. Aku tidak nyaman karena terlalu lama tidak lagi bermimpi.
Banyak orang yg heran dan bertanya. Apa lagi sih yg kamu cari Bank Al ? Sulit bagiku menjelaskan bahwa aku tidak nyaman di zona nyaman. Lah, piye toh ? Apakah Zona Nyaman ini memang Oxymoron bagiku ya ?
Konon yg disebut Comfort Zone alias Zona Nyaman ini adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa aman dan nyaman dengan keadaan yg dimilikinya saat ini sehingga tidak ingin dan takut untuk berubah.
Contoh kasus orang yang berada dalam Zona Nyaman adalah orang yang sudah mempunyai posisi bagus di tempat kerjanya, gaji besar, asuransi kesehatan ditanggung penuh, bonus besar dan lain sebagainya. Dalam keadaan seperti ini, orang ini berhenti untuk bermimpi dan berharap sesuatu yg lain dan bahkan takut kehilangan apa yg didapatnya.
Aku mencoba bertanya pada diri sendiri, apa iya begitu ? Entahlah, barangkali aku memang kurang menyimak sewaktu orang bicara soal Zona Nyaman. Aku pribadi saat ini berada pada situasi yang menurut orang-orang adalah zona nyaman. Anehnya, aku justru tidak merasa nyaman dengan keadaan seperti sekarang ini. Aku merasa tidak nyaman karena tidak lagi banyak belajar. Aku merasa tidak nyaman karena tidak lagi terus berkembang. Aku tidak nyaman karena terlalu lama tidak lagi bermimpi.
Banyak orang yg heran dan bertanya. Apa lagi sih yg kamu cari Bank Al ? Sulit bagiku menjelaskan bahwa aku tidak nyaman di zona nyaman. Lah, piye toh ? Apakah Zona Nyaman ini memang Oxymoron bagiku ya ?
Tapi vila besakih cukup comfort zone kan bang ;)
ReplyDeletejgn lupa atmosfer kerja jg banyak pengaruh-nya, lho...bisa jd satu parameter buat menyatakan kalo kita ada di comfort zone...
ReplyDeletewah ... sudah merasa berada pada comfort zone? bagus, setidaknya satu mimpi telah terwujud. Saya sendiri masih berusaha terus menciptakan kenyamanan itu. Entah apakah mampu terus mencari atau tidak.
ReplyDeletewah selamat mas kalo masih tidak nyaman di zona nyaman...:-D
ReplyDeleteMas Romi: Vila Besakih tetep comfort zone dong. Apalagi di RT 3. :D
ReplyDeleteEdwin: Suasana kerja juga nyaman sih. Yg membuatku merasa nggak nyaman adalah karena tidak begitu banyak hal baru lagi yg aku jumpai dan pelajari.
Preaxz: Satu mimpi telah terwujud. Tapi hidup ini lebih indah kalau kita masih punya mimpi dan terus bermimpi.
Cahyo: Selamat kebingungan ya ? :D
brarti bank al belum ada di zona nyaman. karna zona nyaman masing2 orang kan beda ;)
ReplyDeleteHHm,.. benar juga ya...
ReplyDeletePokokke ("dgn logat tegal") :D ,puooool
ayo terus bermimpi dan mencari ide-ide gila walau di zone comfort
wah bang al ini..
ReplyDeletetetaplah bermimpi ya bang
:D
Ya berarti blom sampai comfort zone dong :D
ReplyDeletehallo bank al...apa kabar? masih tidak betah dicomfort zone? ya pindah kesebelah aja lagi...hehehe
ReplyDeletebank, ada salam nih dari herry hidayat ;)
zona nyaman saya malah ada di HI. semua orang setara, tidak ada pembicaraan soal uang, lifesyle. benar-benar nyaman... :D
ReplyDeletecomfort zone? mungkin tidak ada comfort zone sejati di dunia ini. kalaupun ada, pasti kita akan segera menjadi bosan. bahkan comfort zone semacam rahim ibunda kitapun tak mampu mengekang keinginan kita untuk berpindah zona.
ReplyDeleteZona nyamanku ya...rumahku...
ReplyDeletekarena rumahku istanaku...
salam kenal...
ReplyDeleteaku stuju tu comfort zone kadang membuat kita takut berubah dan bertindak....
nama lan tulisan mu kok podo...what co - incident opo iki..??:)
ReplyDeleteneng link ebot kok ra iso dikomeni yooo :(
ReplyDeletekata kuncinya adalah rasa syukur...kalo semua yang ada di anggap blessing dan anugrah..pasti deh wacana ttg zona aman diganti dengan zona sykur..amien...* serasa sehari jadi Aa gym gw..:)*
ReplyDeletehaluu bang al nih dah telat bangeet la baaaru buka je...hehehe..wah setauku orang yang dah terjebak di zone nyam. tu..akan mengalami stagnan deh..yo nek dah stag mau mimpi aja ogah bang...males buat ngapa-ngapain...ati2 bisa atrreeeeet loh..hehehe
ReplyDelete[...] aku mulai merasa kehilangan gairah dan mulai “work for money”. Saat itu aku menyadari ada yg salah, dan harus membuat perubahan. Walaupun penghasilanku termasuk besar untuk orang2 seusiaku, [...]
ReplyDeleteDimanapun aku berada aku selalu merasa nyaman, tapi sekaligus merasa ada yang bisa kubuat agar aku merasa lebih nyaman.
ReplyDeleteAgak beda ngak pengertiannya?
Aku sering ditempatkan di tempat yang "kurang nyaman", tetapi gak terlalu lama aku biasanya sudah merasa nyaman di situ dan kemudian aku memang menyadari bahwa aku mulai akan stagnan kalau merasa mentok di kenyamananku itu, sehingga aku selalu berdaya upaya untuk menjadi lebih nyaman dengan melakukan hal-hal yang kadang-kadang di luar kebiasaan orang yang bertempat di lokasi nyamanku itu.
He..he..he... semoga kalimat di atas tidak cocok dengan kata-kata orang pinter, jadi nggak ada yang menganggap aku plagiat, kalaupun ternyata ada, berarti orang pinter itu yang sebenarnya nggak pinter tetapi dianggap pinter (over estimate)
Salam
[...] mirip dengan Raymund dan Mas Nukman, yaitu menikmati tantangan dan merasa bosan dengan sebuah kepastian. Tentu saja tantangan yg ingin aku hadapi adalah sebuah tantangan yg mungkin dimenangkan, dan bukan [...]
ReplyDeletemasih inget dolo waktu suka chatting sama bang Al.....bagi bagi lagi dong bang pengalamannya...:))...keep dreaming bang ..... itu yang membuat kita hidup.....
ReplyDelete