Bohong adalah Baik

Banyak orang mengaku bahwa mereka menghargai kejujuran.
Namun ternyata pada kenyataannya orang itu lebih suka mendengar apa yg
ingin didengarnya daripada kejujuran yg pahit didengar.

Bohong juga memberikan dampak psikologis yg baik pada diri sendiri. Dari surver ternyata orang-orang depresi itu adalah orang-orang yg lebih jujur pada dirinya sendiri dibandingkan dengan orang yg optimis yg cenderung membohongi dirinya sendiri. Dan seorang mulai sembuh dari depresi ketika dia mulai bisa membohongi dirinya lagi dan mulai tidak jujur pada dirinya sendiri.

Intinya, walaupun kita menghargai kejujuran, namun kita juga
menghargai kebohongan. Hanya saja, supaya tetap tampak konsisten,
kadang kita menamai bohong itu dengan nama lain seperti "basa basi"
atau "sopan santun".

Lengkapnya bisa dibaca pada artikel yang dipublikasikan oleh Forbes
pada link di bawah.

Bagaimana menurut pendapat teman-teman ?


salam,


-bank al-


Note: Tulisan ini didapat dari postingan Santo di milis Psikologi 

Dikutip dari: http://www.forbes.com/2005/10/19/lying-dishonesty-psychology_cx_lr_comm05_1024lie.html

Lying Is Good For You
Lacey Rose, 10.24.05, 9:00 AM ET

If I told you lying was good for you, you probably wouldn't believe me. But
trust me--I'm not lying.

Simply put, we lie because it works. When we do it well, we get what we
want.

We lie to avoid awkwardness or punishment. We lie to maintain relationships
and please others. And, of course, most of all we lie to please ourselves.
Whether we're embellishing our credentials or strengthening our stories, we
often tell untruths to make ourselves appear and feel better.

What's more, we lie all the time. In 2002, Robert Feldman, a psychology
professor at the University of Massachusetts at Amherst, conducted a study
in which he secretly videotaped student's conversations with strangers.
After the fact, he had the students examine the videotapes and identify the
untruths. On average, they claim to have told three lies per ten minutes of
conversation.

And that number is likely far too low. First, we're likely to underreport
the number of lies we tell (we lie about lying, that is). And Feldman's
study only accounted for lies of the verbal variety, ignoring other
deceptive behavior--misleading body language or facial expressions, for
example.

In fact, we lie so readily that the dishonesty becomes automatic. Most of
the time, we're not even aware of the lies we tell, explains David Smith,
director of the New England Institute at the University of New England and
author of Why We Lie. He says we lie best when we don't know we're lying.
"We don't have the nervousness or broadcast the tell-tale signs of unease
that the intentional liar can barely help," he explains. "Self-deception is
the handmaiden of deceit--in hiding the truth from ourselves, we're able to
hide it more fully from others."

But why are we so dishonest so often? Isn't honesty always the best policy?
In fact, no. Nobody wants to hear that they look heavier or less attractive.
In truth, we consider those who are too honest to be blunt, antisocial and
even pathological. A recent study found that adolescents who are most
popular with their peers were the ones that were the best at being
deceptive.

And lying has proven psychological benefits. For instance, there's
scientific evidence showing that depressive people are more honest with
themselves than nondepressive, or mentally healthy, people. When people
recover from their depressions, they become less honest.

Strangely enough, despite the frequency with which we lie, we are pretty bad
at it. Lying--at least the intentional kind--isn't easy. "It takes more work
to tell a lie than it does to tell the truth," says Maureen O'Sullivan,
professor of psychology at the University of San Francisco. "You have to not
only make up something, but also watch me to make sure I'm believing you."

But don't worry too much. People are easily fooled. "There is no Pinocchio's
nose," explains Paul Ekman, professor emeritus of psychology at the
University of California, San Francisco. "There's no sign that is always
present when someone lies and always absent when someone is truthful." As a
result, research shows that we're only slightly better than chance level at
detecting deception.

"Our default assumption is that people are telling the truth," says Feldman.
And often, we don't actually want to hear the truth. If we hear what we want
to hear, we accept it, true or not.

Take the example of evaluating a colleague's work. When we ask a friend if
we did a good job, we want the response to be yes, regardless of its
legitimacy. Once we hear it, we're unmotivated to probe further.

"So while we'd like to say we value honesty, we also value dishonesty," says
the University of New England's Smith. After all, we've been taught the
importance of lying from a very early age. The catch is, we don't call it
lying, we call it tact or social grace.

Comments

  1. baik kalo dalam kondisi yang benar kali ya.. :)

    ReplyDelete
  2. Sependek yang saya tahu, bohong atau tidak itu ukurannya jelas, kalau mengatakan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan, itu namanya bohong.

    Tapi kalau soal baik atau tidak, masih setahu saya, itu sangat relatif, misalnya bagi saya yang menuhankan aturan agama, memotong kepala seorang karena dia desersi dari agamanya adalah sangat baik, bisa jadi shock therapi ampuh untuk menakuti calon-calon deserter yang lain. Sedangkan dimata anda yang menuhankan rasa kemanusiaan, tentu saja memisahkan kepala dan badan orang lain tidak bisa dipahami dan dianggap tidak baik.

    Yang jelas, bagi orang yang menuhankan basa-basi, yang namanya bohong tentu selalu baik. Apalagi bagi para penjilat maupun yang senang dijilat, makin ekstrim skill berbohong, tentu semakin baik.

    ReplyDelete
  3. Dear,..

    No kompromi buat kebohongan,... hehehehehe.
    Pil pahit kejujuran obat penyakit hati...

    ReplyDelete
  4. Al: begitulah menurut tulisan yg aku rujuk

    Wadehel: Setuju, baik atau tidak baik itu selalu debatable, tergantung standard nilau yg digunakan dan disepakati. Kalau tidak ada kesepakatan standard nilai, makin sulit menemukan mana yg baik dan yg tidak

    Prambudi: waktu ngomong no compromi ini, tidak sedang bohong khan ? :D

    ReplyDelete
  5. Bukankah kejujuran tu baik buat perbaiki diri/orang lain. Klo terasa menyakitkan mah, tinggal dimodifikasi ajah sintaks dan cara penyampaian.

    Yang jelas, klo orang yg suka berbohong, mimpinya ndak bisa/susah untuk ditafsirkan :roll:

    ReplyDelete
  6. heks..tersentak dengan artikel ini, hahaha..

    mungkin aku orang yang termasuk menghargai kejujuran lebih tinggi dari orang lain, makanya sering depresi juga :))

    menurut ilmu komunikasi; tell the truth, but not the whole truth..
    mungkin not the whole truth-nya itu yang disebut basa-basi kali yah..

    hidup kejujuran!! :D

    ReplyDelete
  7. Guntar: Pada diri sendiri kadang ada baiknya tidak jujur. Sebagai contoh mengatakan,"Saya pasto bisa", padahal sebenernya belum tentu bisa atau mungkin nggak bisa. Atau dengan mengatakan,"Aku pasti bisa cari pacar yg lebih baik kok", walaupun sebetulnya nggak yakin.
    Bohong seperti ini pada diri sendiri membuat optimis dan menghilangkan depresi

    iLma: Jujur itu baik. Tapi ingat, jangan terlalu jujur. Masih ada banyak kebohongan yg baik dan orang menyebutnya dengan white lie atau "dimodifikasi" seperti kata Om Guntar

    ReplyDelete
  8. hmm... ni menarik sekali
    pernah denger otak kanan tu bisa dibohongi?
    ya maksudnya adalah sugesti itu mungkin
    sugesti positif maksudnya
    gmn bank al?

    ReplyDelete
  9. ya mungkin dalam sesetengah siatuasi, bohong itu baik tapi bagaimana jika yang mendapat tahu tentang pembohongan itu?

    pastinya orang itu akan rasa malu apa lagi jika ia melibatkan perasaan dan harapan.

    seharusnya pembohongan jangan dilakukan jika ia tidak mendatangkan manfaat pada pihak lawan.

    selalu berlaku pada mereka yang dibohongi ini akan rasa terhina.

    ReplyDelete
  10. menurut saya, kita perlu bedakan kata kebohongan.
    ada yang dikatakan kebohongan putih yg merupakan usaha berkata atau berbuat tidak baik demi sesuatu yang lebih baik/luhur. kategori baik dan luhurnya adalah yang digunakan pendekatan utilitarisme: semakin banyak orang yang terkena dampak dari kebaikannya itu.
    mungkin, kita perlu mencermati hal ini. ya, ada kalanya, kita berbohong demi hal yang baik. yang perlu diingat adalah bahwa pendekatan saya ini diteropong dari sudut pandang utilitarisme.
    tapi, tidak memutlakan kita harus berbohong kalau ternyata kita tidak harus berbohong.
    salam!!!

    ReplyDelete
  11. kadangkala bohong juga merupakan kekayaan imaginasi seseorang. Ada seoran guru tasawuf (sufi) bahkan berkata bahwa bohong bagi anak kecil bagus untuk pertumbuhan imaginasi. Katanya, biarkan saja sebab kebohongan mereka bersinergi dengan perkembangan kemampuan imaginasi. Namun agar tidak keterusan berbohong caranya adalah dengan imaginasi pula ketika menegurnya.... loh kok jadi kesini sih komentarnya...

    yaa intinya sih berbohong ternyata mendatangkan manfaat.... tapi berbohong dalam ide bank Al di atas sebenarnya bicara kejujuran.

    salam kenal

    ReplyDelete
  12. yg penting jgn boong ma diri sendiri, sengsara.

    ReplyDelete
  13. #9: memang idealnya bohong itu nggak ketahuan

    #10: itulah yg sering dilakukan orang yg ingin berbohonga tanpa rasa bersalah, dengan memberinya label "bohong putih"

    #11: Setuju, sesuai dengan judul tayangan ini

    #12: Betul, kalau bohong sama diri sendiri gampang ketahuan sama diri sendiri. :D

    ReplyDelete
  14. bohong tu menyakitkn,,
    aku benci pembohong. Tapi gak ada salahna juga sih kita bohong! toh orang yang kita jujurin, e malah sering bohongin kita..hikzzz
    bohong..6 kata yang menjijikan!!!!!!!!!
    aku benciiiii,,,,

    ReplyDelete
  15. bohong tu menyakitkn,,
    aku benci pembohong. Tapi gak ada salahna juga sih kita bohong! toh orang yang kita jujurin, e malah sering bohongin kita..hikzzz
    bohong..6 kata yang menjijikan!!!!!!!!!
    aku benciiiii,,,,

    ReplyDelete
  16. Idealnya orang yang bisa percaya dengan jujur ia adalah orang yang baik, kuat ,optimis, "berisi", bahagia..

    Namun sulit percaya dengan kejujuran karena orang percaya pada sesuatu kalau dia pernah merasakannya atau "melihatnya".

    Sungguh kasihan orang yang percaya dengan -kebaikan- bohong, karena berarti ia tidak pernah "melihat" atau merasakan kejujuran ...

    ReplyDelete
  17. Bagi saya bohong tetaplah selalu buruk, dan jujur tetap selalu baik. Syaratnya, jujur pada kondisi yang tepat dan cara menyampaikannya baik. Jika kondisinya belum pas, sebaiknya diam saja atau mengalihkan perhatian atau basa-basi dulu. Tidak ada white lie atau black lie. Itu doktrin yg sesat.

    ReplyDelete
  18. dalam melaksanakan tugas yang sulit, saya memberi motivasi kepada diri sendiri berupa sugesti "bahwa saya mampu".., artinya hal itu belum terjadi.., itu hanya khayalannya saja.. jadi hanya bohong aja.., nyatanya malah saya bisa.. ha.. ha..

    ReplyDelete
  19. biar gimanapun tanggapan orang tentang berbohong, tetep aja kata 'bohong' akan tetep meraja lela di dunia, apalagi (sepertinya) di negara kita.
    wajar orang berbohong dan saya yakin di dunia ini ga ada satupun orang yang benar2 bersih dari kebohongan.

    ReplyDelete
  20. saya sering bohong/mengakali orang yang licik dan suka bohong pada orang2 awam/tidak tahu. biar impas

    ReplyDelete
  21. cara untuk menghindari diri sendiri dari sikap bohong tuh bagaimana eaw ??? hehehehhe

    jujur,,, saya tuh orangnya suka berbohong,,,
    plizzz,, help me,, hehehehhehe

    ReplyDelete
  22. bener2 ga berdasar,...
    klu dgn bohong trus mrasa lbh baik,itu adl ksalahan bsar,...jiwa qta sdang sakit mngkin,...wassalam

    ReplyDelete
  23. Ini cma skedar informasi pengalaman saya smoga bermanfaat:
    Jadi Setelah saya survey sendiri pada masing 20 wanita di seluruh indonesia mulai dari anak muda dan orang sudah menikan Mereka lebih suka di bohongi daripada Kejujuran yang pahit walaupun mereka tau itu semua Bohong. slama muda saya suka berbohong dalam situasi tertentu tp diakhir cerita saya selalu gagal2 dalam sesuatu hal intinya bohong baik untuk kita tp bersifat sementara, tp bener klo orang yg ju2r lebih cenderung stres di bandingkan orang yg sering berbohong itu sekarang yg saya alami memaksa mengurangi kebohongan,dan diawal kita jujur pencapaian posisi dalam situasi 10 banding 1 berhasil tp ketika berhasil bersifat internal atau abadi.

    ReplyDelete
  24. Memang dalam situasi tertentu bobong di perlukan tapi yang namanya bohong ya tetap bohong.

    ReplyDelete
  25. Kebohongan saudara dengan DUSTA, hemat saya dalam situasi apapun, semaksimal mungkin hindari kebohongan, kondisi tertentu diperlukan kebohongn.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Nenda tidak salah dan Ngadutraffik tidak melanggar TOS

Tidak usah khawatir kalau nggak baca TOS

Jurus Mencari Jodoh