When It's not the time to give up yet

Image may contain: sky, airplane and outdoorKeputusan untuk "move on" itu memang bukanlah keputusan yang mudah. Karena selain harus mengakui ketidak-berhasilan, aku juga harus membawa-bawa rasa penyesalan atas apa yang tidak aku lakukan untuk memperjuangkannya.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk berhenti berjuang, aku biasanya mencoba untuk melakukan apa saja yang mungkin untuk dilakukan sehingga tak ada lagi penyesalan ketika saat "move on" tiba.

Kasus Visa "ditolak" kedutaan Austria beberapa saat yang lalu adalah salah satu contohnya. Tidak ada tatap muka dengan Consular sehingga aku tak bisa meyakinkan pihak kedutaan bahwa aku layak mendapat visa. Kedutaan juga menolak memberi jawaban melalui telepon ketika ditanya. Email juga tidak ditanggapi oleh mereka.

Hopeless? demikianlah kira-kira yang aku rasakan saat itu. Apakah sudah saatnya menerima musibah ini sebagai kenyataan pahit yang sudah diterima? Tentu saja tidak semudah itu.

I believed that It must have been only the matter of miscommunication. Maka aku memutuskan untuk mencoba lagi menulis email. Kali ini aku bukan hanya menanyakan alasan mengapa aku diminta untuk membatalkan aplikasi. Lebih dari itu, aku juga menyertakan berbagai informasi-informasi lainnya. Aku jelaskan rencana detail perjalanan, di mana saja aku akan menginap, tanggal berapa aku pindah lokasi, dan juga aku tambahkan informasi bahwa aku belum pernah mengalami penolakan visa dari negara manapun, sudah pernah ke negara Schengen beberapa kali, sudah pernah mengunjungi negara-negara yang visanya sulit di dunia dan bahkan sudah memiliki visa Amerika selama 20 tahun.

Ajaib, tak lama kemudian Embassy menelponku dan menyatakan bahwa terjadi kesalah-pahaman sebelumnya. Mereka tadinya mengira aku lebih lama berada di Switzerland sehingga aku seharusnya meminta visa di kedutaan Swiss ketimbang kedutaan Austria. Setelah mengetahui detail perjalananku, maka mereka berubah pikiran. Lho, katanya nggak mau menjelaskan lewat telpon? Piye toh?

Singkat cerita, visa akhirnya aku dapatkan beberapa hari sebelum jadwal berangkat. Dan kisah ini berakhir happy ending seperti film-film Disney. Kami akhirnya jadi berlibur ke Eropa.

Comments

Popular posts from this blog

Jurus Mencari Jodoh

Tertipu Hitungan Kartu Belanja Carrefour

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor