Sang Mentor

Ada berbagai hal yg membuat hidup ini menarik buatku. Salah satunya adalah ada begitu banyak hal-hal menarik yang bisa aku pelajari. Hidup rasanya nikmat, ketika aku menjadi seperti seorang anak kecil yang senantiasa belajar.

Kemarin, aku bertemu via YM dengan seorang sahabat sejak masa kuliah dulu. Namanya Rahmat Ali Hakim, adik kelasku, yg pernah juga menjadi ketua KMTE (Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro). Sempat kerja di Schlumberger dan melanglang buana di Timur Tengah, lalu kembali ke Indonesia dan melanjutkan perjalannya di BP.

Berikut adalah bincang-bincang dengan Hakim.
Hakim: saya punya pelajaran bagus: bahwa ternyata memiliki seoarang atau beberapa mentor itu sangat penting.
bank_al: : oh ya? bagaimana tuh pentingnya Kim?
Hakim: mereka bisa memberi saya arahan yang jelas sekaligus balancing terhadap boss saya.

Hakim: mentor itu memberi saya kesempatan belajar lebih cepat daripada harus mengalami sendiri.
Hakim: mereka sering memberi target yang melebihi apa yang pernah saya bayangkan dan ternyata sejauh ini bisa dicapai.

bank_al: : siapa aja tuh yg jadi mentormu Kim?
Hakim: mentor saya: ada dari HR dia HR head country, ada juga dari pejabat di project management dan satu lagi seorang manager reservoir & well.

bank_al: : gimana caramu menemukan para mentor itu Kim?
Hakim: caranya: saya langsung saja temuin satu persatu. Paling tidak berjumpa 3 kali setahun dan sering kali lewat telpon & emails.
Hakim: saya jujur bilang kalau ingin jadikan dia mentor saya.
Hakim: coba saja deh, saya yakin dalam tiga bulan akan tampak hasilnya.

bank_al: : terus kriteria apa yg membuatmu memilih seseorang jadi mentor?
Hakim: mentor itu bagi saya:
Hakim: 1. Harus punya leadership yang kuat, karena posisi saya sekarang mengharuskan saya jadi leader.
Hakim: 2. Harus punya track record yang jelas, maksudnya punya prestasi yang bisa diakui orang banyak.
Hakim: 3. telah punya pengalaman yang cukup untuk dikatakan sebagai Tier-1 (istilah saja di bp).
Hakim: 4. punya komitmen untuk membangun binaannya.
Hakim: 5. selalu memberi tantangan dan tidak mudah menerima alasan sembarangan.
Hakim: 6. terakhir ... sering minjemin buku he he he ... mahal kan kalau sekarang beli buku-buku keren.
Hakim: saya yakin setiap orang punya gambaran lain tentang mentor.
Hakim: tapi coba dulu saja, dan sebaiknya dia punya spesialisasi yang berbeda dengan bidang kerja kita. Agar lebih FRESH ...

Demikianlah bincang-bincang saya dengan Hakim kemarin yang membuat saya ingin mencari satu atau beberapa mentor. Hakim memang adik kelas saya, tapi saya banyak belajar dari dia. Saya jadi ingat pesan salah seorang sahabatku yg lain yaitu Mas Rovicky, bahwa kita bisa belajar dari siapa saja, bahkan dari orang yg lebih muda.

Nah bagaimana dengan anda, apakah juga punya dan suka punya mentor? Siapa yg menjadi mentor anda? Bagaimana anda menemukan mentor anda? Apa yg anda pelajari dan dapatkan dari sang mentor? Monggo di-sharing pengalamannya.

Comments

  1. Mentor menurut saya banyak: orang tua, dosen, teman, pacar, Didats & Bang Al pun bisa menjadi mentor saya *saya sedot ilmunya*.

    Apalagi yang jarang gak begitu suka baca buku, semua deh bisa jadi mentor. sedoooooot..

    ReplyDelete
  2. Katanya aku ini berbakat jadi mentor (hasil test MBTI di internet), pada kenyataannya aku memang seneng membimbing para calon lulusan PT yang "jatek" di waskita.

    Begitu juga pada acara penerimaan pegawai baru, aku biasanya membimbing mereka untuk mengenali waskita secara utuh dan tidak sepotong-sepotong.

    Sebagai karyawan juga, aku biasanya mencari atasan yang bisa menajdi mentorku. Karena kadang-kadang ada sesuatu masalah yang perlu campur tangan atasan.

    Salam

    ReplyDelete
  3. Punya mentor memang penting banget. Gw punya 2 orang mentor sekarang. Gw ga akan berada di level yg sekarang kalo bukan karena mentor-mentor gw. Yang membuat mentor-mentor gw berbeda dengan yang lain mungkin karena gw belum pernah bertemu secara fisik dengan mentor-mentor gw ;-).

    ReplyDelete
  4. […] (2) Alinazar, Alfred. 2007. “Sang Mentor”. Available [online] at https://aalinazar.wordpress.com/2008/07/13/sang-mentor/ (3) Alinazar, Alfred. 2006. “Permanen atau Kontrak”. Available [online] at […]

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jurus Mencari Jodoh

Tertipu Hitungan Kartu Belanja Carrefour

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor