Bagaimana menghentikan bad luck ?

Pada zaman dahulu kala, aku pernah tidak mengerti mengapa kadang-kadang kesialan itu datang berturut-turut dalam satu hari. Entahlah apakah teman-teman di sini pernah mengalami atau tidak, namun tampaknya "hari sial" ini tidak hanya pernah terjadi pada diriku saja, melainkan juga pernah terjadi pada orang lain seperti Donald Bebek yang nasibnya selalu apes ditimpa kesialan demi kesialan berturut-turut.

Dalam tayangan "faktor keberuntungan", Richard Wiseman pernah mengadakan riset tentang keberuntungan dan kesialan ini. Dan ternyata di dunia ini memang ada orang yg begitu beruntung sehingga sering mendapatkan keberuntungan berturut-turut, namun ada juga yg begitu sial sehingga kesialan demi kesialan datang bertubi-tubi. Aku yakin orang Indonesia juga ada yg pernah mengalami hal serupa yang mungkin kisah hidupnyalah yg melahirkan peribahasa terkenal,"Habis jatuh tertimpa tangga".

Hari ini aku hampir saja mengalami "bad day". Tadi pagi aku membenturkan mobilku ke sebuah pohon sehingga penyok. Setelah itu, dalam perjalanan ke bengkel aku mengambil rute yang salah ketika aku menghindari macet namun malah terjebak di tempat yg lebih macet lagi. Ternyata itu saja belum cukup, aku masih bertambah sial lagi karena harus nyasar ke Bekasi akibat salah memilih pintu tol padahal aku harusnya keluar di pintu tol Jati Bening.
Untunglah aku segera sadar bahwa hari itu mungkin akan menjadi "bad day" jika aku tidak berbuat sesuatu. Dengan segera aku mencoba mengingat-ingat buku "Luck Factor" karangan Wiseman dan Alhamdulillah rententan kesialan itu berhenti.

Apa sih yg ditulis Om Wiseman yg membuatku berhasil menghentikan rentetan kesialan ? Jika teman-teman masih ingat, Om Wiseman (note: karena dia lahir di Inggris maka namanya Wiseman. Coba deh kalau lahir di Jawa, tentu namanya Wismawan) pernah menulis bahwa salah satu penyebab kesialan itu adalah keterburu-buruan. Orang yg sering sial itu biasanya menghadapi hidup dengan terburu-buru, sementara orang yg beruntung menghadapinya dengan tenang dan santai.

Apakah santai itu berarti lambat (slow) ? Menurut saya tidak demikian. Menurut saya perbedaan terburu-buru dan santai itu adalah masalah kecepatan pengambilan keputusan dan kemampuan otak mengambil keputusan. Jika keputusan diambil lebih cepat dari kemampuan otak mengambil keputusan, maka keputusan itu adalah keputusan yg terburu-buru. Oleh karenanya, keputusan yg diambil dengan cepat tidak selalu berarti keputusan yg terburu-buru.

Sebagai contoh saja, jika dilihat dari sisi kecepatan, sebetulnya saya hari ini tidak mengemudikan mobil saya lebih cepat daripada biasanya. Bahkan seringkali saya mengemudi jauh lebih cepat dari hari ini. Apalagi kalau sedang keluar kota, saya mengemudi dengan kencang dan juga berani berebut jalan ketika ada pengemudi yg menurut saya terlalu lamban. Namun kok ya bisa nubruk pohon dan salah milih pintu tol ?

Lantas apa yg membuat hari ini berbeda ? Perbedaannya adalah pada stamina saya hari ini. Stamina saya hari ini tidak begitu prima, maka konsentrasi saya agak lambat dari biasanya. Dan karena saya memaksakan untuk mengambil keputusan secepat hari-hari biasa, maka saya selalu membuat keputusan yg buru-buru dan salah. Akibatnya, kesialan datang berturut-turut.

Kesadaran akan stamina ini membuat saya memperlambat sedikit ritme saya hari ini. Saya juga sebisa mungkin menghindari hazard (hal-hal yang bisa menimbulkan bahaya) karena saat-saat seperti sekarang ini rentan terkena kecelakaan karena otak kurang waspada. It works. Hari ini sudah hampir berakhir, dan kesialan sudah berhasil aku hentikan sejak tadi pagi.

Nah, adakah teman-teman yg sedang mengalami "bad day" ? atau bahkan mungkin "bad year" ? Baru saja diputus pacar, di kantor nggak dapat promosi, eh kok ya ditambah lagi dengan kecopetan di bis ?

Jika iya, mungkin ini adalah saat untuk memperlambat ritme hidup atau mungkin istirahat sejenak untuk menghela nafas menenangkan diri. You will see that the "bad luck" will be disapear.  Mau mencoba ?

Comments

  1. Oooo, jadi untuk menghindari nasib sial itu hanya perlu cukup tidur supaya otak fit dan waspada. Dan jangan pernah terburu-buru. Begitu yach?

    *komentar dengan terburu-buru*

    ReplyDelete
  2. Ada juga sih beberapa yg lain Om Wadehel, namun dengan bersikap santai dan tidak terburu-buru saja sudah cukup lumayan mengilangkan beberapa kemungkinan terjadinya sesuatu yg menurut kita nasib sial

    ReplyDelete
  3. Bagaimana dgn doa mas? Apa tdk terburu2 itu di dlmnya juga termasuk doa minta perlindungan? Dlm Islam bukannya tidak mengenal sial dan tidak sial? Jadi itu hanya soal bahasa logika aja.

    ReplyDelete
  4. Dari posting bang Al kali ini, boleh dong saya simpulkan: "Bad luck tu ada sebab musababnya. Segalanya tidak terjadi secara acak."

    :-)

    ReplyDelete
  5. Mbak Endang: Sebetulnya dalam Islam disebut juga soal keberuntungan. Coba deh buka2 Al Qur-an. Namun dalam tulisan ini, aku lebib senang membawanya ke science dibandingkan dengan Agama.

    Mas Guntar: Setuju. Segala sesuatu tidak terjadi secara acak. Kita mengira acak hanya karena kita tidak tahu pola-nya.
    (note: lain kali saya akan bahas lebih jauh tentang keberuntungan dan kemalangan ini)

    ReplyDelete
  6. tiap manusia kan udah ditentuin tuh takdirnya ... jadi kayaknya ngga ada yang namanya keberuntungan atau kesialan :D

    ReplyDelete
  7. buEner tu.. kaTa Putradi,,
    sTiap oRang sUdah ditEntuKan taKdiRnya oleH TUHAN,,
    TUHAN Maha Adil kepada sMua ciptaanNya,,
    kEsiaLan dan kebeRuntungan daTang bergantian,,
    apapun yang terJadi.."LIFE MUST GO ON" fRiend..

    ReplyDelete
  8. wah thanks banget ya bank Al, karena adanya ini rasanya aku dah dapat pencerahan dari semua kecerobohan - kecerobohan yang aku lakukan selama ini. keep writing please....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kidal dan Otak

Ngadutrafik 2007 dan perilaku lapor-melapor

Nenda tidak salah dan Ngadutraffik tidak melanggar TOS